Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melestarikan Hubungan Baik Antartetangga

17 Agustus 2017   08:39 Diperbarui: 17 Agustus 2017   21:12 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar : vebma.com

Karena rumah kami lumayan besarnya di Wisma Indah dan teman teman yang sering berkunjung 95 persen beragama Islam ,maka ada ruangan khusus untuk Sholat yang disediakan. Hal kecil memang .Apalah artinya selembar Sajadah? Tapi dengan hal kecil dan tampak sepele ini, ternyata memberikan dampak yang sangat berarti bagi hubungan baik kami dengan tetangga dan teman teman yang datang berkunjung.

Tidak Pernah Masak Babi Dirumah

Karena teman teman dan tetangga sering makan bersama dirumah ,maka kami memutuskan tidak memasak babi dirumah .Karena adik ipar kami juga adalah orang Minang Asli dan begitu juga beberapa keponakan kami banyak yang menikah dengan yang beragama Islam,maka kalau kami mau makan  babi,kami ke Pondok, di restoran Chinese food. Untuk menghindarkan keraguan dari yang makan bersama dirumah kami

Ada Paviliun Lantai 3

Dibelakang rumah ada paviliun bertingkat 3.Dimana dapat menyaksikan pemandangan yang indah disenja hari.Nah,pada waktu itu,tidak banyak orang yang dapat menikmati keadaan seperti ini, Karena itu ketika kami ajak tetangga dan teman teman naik ke lantai 3,mereka sangat senang. Hubungan kami seperti sudah satu keluarga besar.

Bahkan,seperti sudah pernah saya tuliskan,kami merayakan 3 kali hari raya dalam setahun,yakni Imlek,Natal dan Hari Raya Idul Fitri. Kami open house bagi semua anak anak dikampung. Hingga kini hampir 30 tahun berlalu,namun hubungan baik kami masih tetap berlanjut. Pak Syarie Syaun ,ketua RT kami di jalan bunda I/6,Wisma Indah,ketika ke Jakarta,khusus mencari kami,sekedar melepas kangen.

Baru baru ini ada pesan dari Yanti ,yang dulunya sering kerumah ketika berusia 6 tahun, menulis pesan :" Bapak Ibu ,ini Yanti yang dulu sering kerumah dan dapat angpau. Kalau ke Padang,izinkan Yanti mentraktir bapak ibu dirumah makan Dilamun Ombak  di Ulak Karang,Yanti tinggal disekitar sana."

Ketika kami pindah ke Jakarta,tetangga kami datang bersalaman dan mereka menangis Sebuah keharuan,bahwa kita dikenang ,kendati waktu sudah berlalu hampir tigapuluh tahun

Selamat Hari Kemerdekaan RI ke 72 !

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun