Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Adakah Kebahagiaan yang Seutuhnya?

6 Agustus 2017   18:24 Diperbarui: 7 Agustus 2017   03:50 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: https.deposit.photos.com

Dalam kisah kisah percintaan, maupun dongeng tentang Putri Salju dan sejenisnya, biasanya selalu ditutup dengan happy ending. Kalimat klise yang hampir selalu digunakan adalah "Maka Sang Putri dan Pangeran hidup berbahagia selama lamanya" Ada begitu banyak petata petitih dan petuah tentang bahagia. Ada yang mengatakan, kebahagiaan tersebut tidak dicari, karena bila dicari maka yang akan diperoleh mungkin hanyalah kesenangan sesaat. Kebahagiaan itu harus diciptakan dari dalam diri kita sendiri.

Ada juga yang mengatakan kebahagiaan itu tercipta, ketika kita pandai menyukuri karunia Tuhan. Atau kebahagiaan itu adalah milik orang orang yang percaya kepada Tuhan.

Tentu kita tidak perlu mengritisasi apa yang dikatakan oleh orang. Baik secara verbal,maupun yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Karena umumnya tujuannya adalah untuk memotivasi kita,agar mawas diri, untuk tidak terjebak dalam kemurungan hidup. Karena hidup yang diisi dengan penuh keluh kesah, hanya akan memperburuk keadaan .


Adakah Kebahagiaan Seutuhnya Yang Dapat Dimiliki Seseorang?


Tentu saja setiap orang memiliki jawaban masing masing didalam hatinya. Akan tetapi sesungguhnya ,dalam perjalanan hidup ini tidak ada kebahagiaan yang sungguh sungguh seratus persen. Misalnya,ketika kita berhasil meraih cita cita kita ,dalam hal apapun,tentu saja pada saat itu kita merasa sangat bahagia dan menyukurinya.

Tetapi bilamana teringat oleh kita,bahwa salah satu dari anggota keluarga kita lagi terbaring sakit atau hidup melarat,maka sadar ataupun tidak,kebahagiaan yang tadinya mengebu gebu memenuhi seluruh relung hati dan sudut sudut jiwa kita,mendadak meredup. Karena terselipi secerca rasa sedih.


Atau ketika suatu waktu lagi merayakan pesta ulang tahun,tentu hati kita berbunga bunga.karena dikelilingi oleh anggota keluarga dan sahabat sahabat baik kita.Akan tetapi ketika sesaat pikiran kita menerawang ,kesalah satu orang yang kita sayangi,sedang dalam menghadapi masalah,maka pada saat itu juga,kebahagiaan yang kita rasakan memudar,karena bercampur aduk dengan sepotong kesedihan.


Apakah Kami Berdua Berbahagia?


Jawabannya adalah :"Ya,benar,kami sangat berbahagia".Mau apa lagi? Rumah tempat tinggal disediakan anak ,kendaraan dikasih sebagai hadiah. Tinggal pakai dan setiap hari kami dapat menikmati bulan madu yang ke sekian puluh kalinya. Tapi ketika malam tiba dan suasana hening,kami merindukan seluruh anggota keluarga ,yang kini sudah berpencar pencar . 

Ada cucu disini,tapi juga ada di New South Wales,ada yang di Jakarta dan bahkan salah seorang cucu kami sedang study di Jepang untuk selama 3 tahun. Terus wajah yang tadinya tersenyum,mendadak senyumnya hilang dan berganti dengan sebuah kerinduan hati.


Tapi tentu saja,setiap orang memiliki pengalaman pribadi masing masing, Namun untuk dapat menjadi seperti kisah  dongeng  Cinderella,yakni hidup berbahagia selama lamanya.rasanya sulit dapat diterapkan. Setidaknya bagi diri saya pribadi.Ada saatnya  berbahagia,tapi terkadang terselip sepotong rasa sedih,maka sinar kebahagiaan itupun agak menyurut.


Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun