Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tampil Santun di Luar tapi Arogan di Keluarga

2 Agustus 2017   20:30 Diperbarui: 3 Agustus 2017   08:50 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Kebanyakan Orang Sangat Santun Diluar Tapi Dirumah Sendiri Tidak?


Dalam bahasa pergaulan, tentu ada tata krama dan kesantunan yang dikedepankan. Hal ini menjadi salah satu ciri khas diri sebagai orang yang berpendidikan . Setiap orang yang waras,tentu saja tidak ingin ada penilaian negatif terhadap dirinya, walau sekecil apapun. Apalagi bilamana berhadapan dengan orang yang tidak begitu akrab. Kalau kita menyapa seseorang dengan kalimat :"Halo pak ,apa kabar nih? Lama kita tidak bertemu "
Maka jawaban standard yang akan didengar adalah :" Alhamdulilah ,berkat doanya,kami semuanya baik " Atau puji Tuhan,kami semuanya baik. " Walaupun sama sekali tidak bermaksud berbohong, tapi sesungguhnya ketika mengucapkan kalimat tersebut, bukan tidak mungkin dirinya sedang mengalami masalah. Boleh jadi masalah ekonomi ataupun masalah yang sifatnya pribadi. Namun tentunya tidak mungkin bagi dirinya, begitu disapa,langsung menceritakan "Saya lagi pusing nih, angsuran rumah sudah menunggak 3 bulan. rekening listrik belum dibayar  "Atau menceritakan 'Saya baru saja berantem nih sama suami atau istri"


Hal ini berlaku juga timbal balik. Ketika kita sedang ditimpa berbagai masalah hidup dan ketemu kenalan ,yang menyapa,maka jawaban kita kira kira akan berbunyi seperti diatas. Jawaban standard tersebut,walaupun tidak dijadikan sebagai patokan baku,tapi tanpa dikomando,rata rata orang akan menjawab :"Alhamdulilhah atau Puji Tuhan"


Begitu juga ketika berada dalam lift yang penuh sesak,tiba tiba masih memaksa masuk seorang ibu yang montok dan bersepatu tinggi. Karena terburu buru,maka tanpa sengaja ,kaki kita terinjak. Buru buru wanita ini ,minta maaf lahir batin,sambil berkata:" Aduh bapak.mohon maaf saya tidak sengaja pak.Sakit pak?"


Apa jawaban kita? "Ooo Nggak apa apa bu" .Padahal rasanya jari jari kaki serasa remuk,diinjak dengan sepatu runcing ,plus bobot tubuh wanita ini yang mungkin 80 Kg. Nah,ini juga namanya basa basi. Kita menahan rasa sakit,karena tidak ingin orang merasa terlalu bersalah terhadap kita. Kita dengan mudah memaafkan orang yang menginjak kaki kita,walaupun terasa amat menyakitkan Hal ini bukan hanya semata terjadi atas diri seorang laki laki,tapi juga pada wanita.


Menampilkan Wajah Dan Reaksi Total Berbeda Bila Dirumah Sendiri


Akan tetapi sayangnya ,dalam hidup berkeluarga,banyak orang yang melupakan kesantunan diri. Malahan mencari cari alasan untuk menyalahkan pasangan hidupnya. Entah istri yang tidak becus mengurus rumah tangga,atau suami yang tidak peduli ekonomi keluarga yang lagi morat marit. Kalau diluar rumah tampil elegant dan santun dan lemah lembut,namun didalam rumah tangga sendiri,hanya menampilkan wajah yang murung.
Hal hal kecil yang sesungguhnya dapat diselesaikan sendiri,dapat menjadi penyebab meledaknya pertengkaran. Dan kemudian saling mendiamkan selama berhari hari.Tulisan ini saya tulis dan postingkan,karena baru saja menerima pertanyaan lewat WA.

"Maaf Opa,suami saya kalau diluar rumah sangat baik dan ramah tamah.Sehingga banyak dikagumi orang dan teman teman sekantornya. Tapi didalam rumah sendiri,ia menjadi sosok yang ditakuti. Setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah perintah. Sekecil apapun kesalahan yang saya lakukan ataupun anak anak,akan mengakibatkan kemarahan sepanjang hari. Kalau terus menerus seperti ini,saya dan anak anak bisa jadi gila Opa. Saya sudah mencoba mengadu kepada ibu mertua,malah saya yang ditegur. Apa yang harus saya lakukan?"Begitu curhat Wati (bukan nama sebenarnya )


Bukan Hal Sepele


Walaupun sepintas,seakan tidak akan terjadi hal hal yang membahayakan secara phisik bagi wati dan anak anaknya,namun bilaman terus berlanjut,akan memicu keretakan dan perpecahan dalam keluarga. Sebagai out sider,tentu kita tidak dapat masuk terlalu jauh dalam urusan keluarga orang lain. Yang dapat dilakukan hanyalah memberikan solusi dan nasihat nasihat. Karena hanya mereka berdua yang mampu menyelesaikan masalahnya. Setiap orang hidup,tidak pernah akan luput dari masalah hidup. 

Namun ada yang arif dalam menyikapinya,tapi ada juga yang menjadi racun bagi dirinya. Karena itu perlu kedewaan dalam sikap mental  dan kesadaran diri.Bahwa kalau terhadap orang lain,yang bukan siapa siapa ,kita bisa berlaku baik dan santun,seharusnya terhadap keluarga sendiri harus lebih baik lagi.Karena disaat saat  kita terbaring sakit ,bahkan menghadapi saat saat akhir hidup kita,maka yang akan mendampingi diri kita,bukanlah orang lain,melainkan pasangan hidup kita masing masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun