Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Tidak Mungkin Menimbun Jurang, Kita Bisa Membangun Jembatan

14 Juli 2017   10:07 Diperbarui: 14 Juli 2017   14:37 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto: kami berdua berbeda suku,asal muasal,budaya dan beda dalam cara menyembah Tuhan,tapi tidak ada halangan untuk menjaiin persahabatan/dokumentasi pribadi

"Perbedaan tidak harus menjadi penghalang untuk menjalin hubungan persahabatan. "hati  Kalimat yang sangat menyejukkan, tapi sesungguhnya untuk mengaplikannya dalam hidup,tidaklah semudah mengucapkannya. Karena yang menyebabkan perbedaan itu adalah karena ada sesuatu yang tidak menyambung. Ada :"gap",jarak atau bahkan mungkin saja jurang yang sudah sejak lama terbentuk,dalam sejarah hidup kita.Kalau tidak hati hati dalam melangkah,maka kemungkinan kita akan terperosok kedalam jurang yang dapat membahayakan diri.

Setiap kali menumpang Kereta Api ,maka ketika tiba di Stasiun ,selalu ada peringatan :"Please mind the gap" .Hati hati ada jarak yang memisahkan antara gerbong kereta api dan stasiun .Yang bilamana peringatan diabaikan dan kaki terperosok kedalamnya,maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi,bila justru pada saat itu ,kereta api bergerak maju.

Analogi sederhana inlah yang menjadi acuan,dalam melintasi jurang pemisah dalam hidup keseharian. Yang tidak jarang dijumpai,bukan hanya  sekedar :"gap" yang dapat dilalui dengan satu langkah saja,melainkan jurang pemisah yang lebar dan dalam. Akibat terjadinya erosi nilai nilai kemanusiaan ,yang mengikis tebing tebing kemuliaan manusia dan menciptakan jurang pemisah yang mengangga. Kita tidak mungkin menimbuni jurang yang beitu besar dan dalam.Yang dapat dilakukan adalah membangun jembatan,sehingga dapat mempertemukan orang orang yang terpisah,lantaran adanya jurang.

keterangan foto: bersama sahabat di Bandung/dokumentasi pribadi
keterangan foto: bersama sahabat di Bandung/dokumentasi pribadi
Mengawali Dengan Diri Sendiri

Kalau ingin mengubah dunia,maka mulailah dari diri kita terlebih dulu (anonym). Tanpa melakukan hal ini,maka ucapan dan kata kata mutiara,tak lebih sekedar :"lips service" atau pemanis mulut

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Langkah langkah yang harus dijalani adalah:
  • jangan menengok perbedaan,tapi fokuslah pada persamaan
  • jangan mencari kesalahan orang,tapi lakukanlah introspeksi diri
  • jangan menuntut untuk dihargai,tapi mulailah menghargai orang lain
  • jangan hanya ingin didengarkan,tapi jadilah pendengar yang baik
  • hargailah setiap orang yang ada dihadapan kita,siapapun adanya

Hal inilah yang sudah kami coba mengaplikasikannya ,selama belasan tahun berkeliling Indonesia,yakni berusaha untuk membangun jembatan persahabatan. Yang inti dari kesemuanya adalah rendah hati dan  ikhlas,sertajangan pernah ada niat lain yang terselubung. Berbicaralah selalu dengan hati,maka orang akan mendengarkannya dengan hati.

Tulisan ini bukan episode pencitraan diri, melainkan semata berbagi kisah hidup,bagaimana sebagai salah seorang dari 245 juta orang Indonesia yang mencoba ikut berperan serta membangun jembatan persahabatan.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun