Tekanan bertubi tubi,dari istri pengusaha,tiba tiba anjlok,menjadi Sopir antar jemput anak sekolah .Kendaraan yang biasanya Soluna baru,kini sudah diganti dengan Suzuki Cary.Belum lagi perangai saya yang seperti sudah kehilangan kepribadian.
Suatu malam,saya menengok istri saya terbaring dengan wajah pucat .Tubuhnya tinggal 42 Kg.  Ketika saya mendekat,ternyata istri saya terbangun. Memandangi saya dengan air mata menggenang dan berkata lirih: "Sayang,satu satunya laki laki yang saya cintai dalam hidup ini adalah dirimu." Suara lirih itu seakan menembus masuk hingga kerelung hati dan sudut sudut jiwa saya yang sudah redup dan mampu menyalakan kembali semangat hidup saya yang hampir padam. Saya  memeluknya dan berjanji akan bangun dari mimp mimpi buruk kehidupan ini.
Malam itu adalah turning point atau titik balik dari kehancuran diri, Perlahan lahan saya bangkit lagi.Butuh waktu dua tahun lamanya,sehingga kami bisa berusaha kembali.Drama kehidupan yang mendera kehidupan keluarga kami ini,saya petik hikmahnya,yakni betapa bersyukurnya saya dikaruniai wanita yang luar biasa kecintaannya terhadap diri saya,sehingga iklas menggantikan peran saya.Â
Semoga pengalaman ini,walaupun bukan pengalaman spektakuler,tapi ada manfaatnya yang dapat dipetik,bahwa jangan sampai kehilangan harta,menjadikan kita terjerumus masuk kedalam jebakan stress yang berkepanjangan
catatan: foto tersebut dijepret pada waktu usia saya 37 tahun.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H