Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Diusia ke-490 Jakarta Semakin Eksotis

23 Juni 2017   08:39 Diperbarui: 24 Juni 2017   11:20 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dijepret dari jendela kamar kami dilantai 27 /tjiptadinata effendi

Jakarta Diusia 490 Semakin Eksotis 
Jakata diusia 490 tahun,bila diibaratkan dengan seorang wanita ,adalah merupakan usia matang matang manggis.Dan kalau seorang pria,diusia ini adalah merupakan sosok yang produktif dan  matang matang duren.
Mengapa disebutkan matang matang duren? Karena seperti juga duren, banyak orang yang berteriak ,mengatakan baunya menyengat, tidak enak ,bau dan sebagainya. Tapi sesungguhnya secara diam diam,orang yang berkaok kaok mengatakan duren itu bau, ternyata menikmatinya secara berulang ulang kali.

dijepret dari jendela kamar kami dilantai 27 /tjiptadinata effendi
dijepret dari jendela kamar kami dilantai 27 /tjiptadinata effendi
Nah, begitulah Jakarta. Orang secara sinis mengatakan :"Sekejam kejam ibu tiri,maka jauh lebih kejam ibu kota" Hal ini sesungguhnya merupakan pelecehan terhadap ibu kota negara Republik Indonesia ini. Karena sesunggunhya yang kejam itu adalah sebagaian  manusia manusianya. Merampok uang rakyat untuk memperkaya diri dan keluarga. Menindas orang orang kecil,mumpung lagi berkuasa. Mengutak atik undang undang yang sudah berjalan baik,untuk mengatur agar negeri ini semakin baik .

dok.pribadi
dok.pribadi
Jakarta juga dibilang kumuh dan Brengsek
Jakarta juga dibilang kumuh ,macet dan brengsek, padahal lagi lagi yang brengsek itu adalah sebagian dari warganya. Membuang sampah semau gue. Membiarkan anak anaknya membuang kulit rambutan dan kulit duku atau sampah apapun dari jendela mobil, tanpa sama sekali merasa bersalah.
Tidak mau sabar mentaati aturan lalu lintas, dengan berpikir,kalaupun ditilang,tidak masalah. Salam tempel dan terus selesai. Begitulah cara berpikir dan bertindak tipe tipe orang brengsek ini, tapi kesalahannya di lemparkan kepada Jakarta. Padahal Jakarta salah apa?

Jakarta Eksotis
Cobalah menengok Jakarta diwaktu malam, betapa indah dan menawan,tidak kalah dari pemandangan Hongkong diwaktu malam, maupun Tokyo at night. Tapi sebagian orang hanya menceritakan dengan bangga bahwa Paris itu begitu mempersona atau Kairo itu wah dan Bangkok sangat menggoda.

dok.pribadi
dok.pribadi
Padahal kemacetan yang terjadi di Kairo dan di Bangkok, jauh lebih parah,ketimbang macet di Jakarta.Bukan Hanya Tempat Untuk Orang Kaya
jakarta juga bukan hanya diperuntukkan bagi tempat tinggal orang kaya. Misalnya masalah kebutuhan perut, bagi yang dompetnya tebal dengan uang atau kartu kredit,bisa makan direstoran,yang sekali makan menghabiskan jutaan rupiah. 

Nggak usah jauh jauh.karena hanya berjarak 500 meter dari kediaman kami di Kemayoran, ada restoran SpringHill.dimana bisa menikmati makanan gaya orang kaya. Nah,bagi yang uangnya pas pasan, bisa masuk kewarung bawah tenda, Rp.15.000 sepiring nasi goreng pete. Dengan uang Rp,100.000 bisa makan sekeluarga Selanjutnya bagi yang dompetnya bagaikan kolam renang yang baru dikuras airnya sehingga kering,juga bisa hidup. Beli nasi goreng di gerobak, yang harganya cuma Rp.5000. rupiah.

Pejabat dan Warga DKI Perlu Lakukan Revolusi Mental Secara Total
Cobalah cari di dunia ini,adakah ibu kota dari suatu negara, yang memiliki fasilitas seperti jakarta? Maaf, kami sudah keliling di puluhan negara di dunia dan menunjungi seluruh ibu kotanya.sungguh tidak ada yang menyamai Jakarta,yakni eksotis, manis dan dinamis!
Nah,kalau ada juga yang mengatakan :" Jakarta brengsek" ,berarti adalah orang orang munafik. Mengumpat caci dan segala sumpah serapah,tapi terus menikmati madu Jakarta. Bahkan selama belasan tahun betah mengeruk berbagai keuntungan dari kota yang dibilangnya brengsek.  Kalau memang tidak suka Jakarta, mengapa tidak pulang kampung dan  mencangkul di sawah? 

Kalau mau Jakarta lebih baik,maka perlu ada revolusi mental secara total bukan hanya bagi warga DKI tapi juga untuk  sebagian dari para Pejabat yang mentalnya masih terkebelakang.

Catatan: Semua foto adalah dokumentasi pribadi
Dari salah satu warga dki dan tinggal di Apartement Boulevard Residence -lantai 27 BL-Kemayoran ,Jakarta pusat

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun