Tiba tiba saya sadar,bahwa memang belakangan ini,karena sibuk berbagai urusan,saya agak jarang menghubungi, sahabat dan kerabat saya yang sudah terpencar pencar diseluruh belahan dunia. Saya lebih banyak bersifat menanti dan kurang proaktif.Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh teman saya,agar jangan sampai saya lupa diri,karena seluruh waktu tersita oleh kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya,termasuk menulis,sehingga melupakan prinsip :"Struggle for life and Struggle for eternallife".Berusaha untuk hidup,tanpa melupakan berusaha untuk membenahi kehidupan pribadi saya,karena "all come from dust and to dust shall return"Banyak hal yang seharusnya saya lakukan,tapi belakangan  ini agak terabaikan.Â
Kalau awalnya saya agak berkecil hati kepada teman saya,karena lama tidak bertemu,ee malah tiba tiba bertemu,mengingatkan saya akan kematian. Setelah melakukan perenungan diri ,saya berterima kasih kepada teman saya,yang telah mengingatkan saya,agar tidak lupa diri.Bahwa yang takut akan kematian,yang berani mati,pahlawan ataupun pengecut,yang ahli tentang ilmu kesehatan dan yang sama sekali tidak paham tentang kesehatan,suatu waktu semua akan kembali keasalnya,
Yang dikelilingi oleh dokter specialist dari seluruh dunia maupun sosok yang terbaring di kolong jembatan,tanpa ada yang peduli akan keadaannnya,semua akan mati. Bahkan Firaun,dengan segala kekayaannya,tidak berhasil menjadikan dirinya abadi,
Jadi bila suatu waktu ada ucapan,saran ataupun kritikan yang terasa pedas atau menyengat,janganlah langsung kita marah,seperti kata pribahasa :"Terasa pahit,jangan langsung dimuntahkan, karena bisa jadi yang pahit itu adalah obat bagi kita, Dan kalau terasa manis,jangan langsung ditelan,karena yang manis itu bisa jadi racun ,bagi diri kita.
Semoga tulisan kecil ini,ada manfaatnya
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H