Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sakit Hati, Apa Obatnya?

20 April 2017   09:34 Diperbarui: 20 April 2017   09:51 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sakit Hati,Apa Obatnya?

Rasanya di dunia ini, tidak seorangpun yang belum pernah merasakan bagaimana rasanya sakit hati itu, kecuali mungkin orang yang tidak waras. Mengapa saya katakan :"mungkin" karena bisa jadi orang menjadi tidak waras, justru karena pernah disakit atau dilukai hatinya.

Dan berdasarkan pengalaman hidup dan mendengarkan curhatan dari teman teman dekat, justru yang berpotensi menyebabkan orang sakit hati, adalah orang orang yang termasuk dalam "ring satu" yakni orang yang sangat dekat, bahkan sangat disayangi. Bahkan sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri.

Mengapa? Kalau kita dimaki orang yang tidak kita kenal, kita marah dan siap untuk berantem. Kalau uang kita di copet atau dirampok orang , kita marah dan menyumpah serapah. Tapi bila yang memaki kita atau mengambil harta kita, justru adalah  orang orang yang kita sayangi, maka efeknya akan sangat berbeda. Kita bukan marah,tapi sedih dan hati kita terluka, karena tidak pernah menyangka,bahwa orang yang begitu kita sayangi, tega teganya menghianati kepercayaan yang telah kita berikan.

Bukan karena kita kehilangan materi, tapi justru yang terlebih menyakili hati kita adalah  karena kepercayaan dan kasih sayang yang telah kita berikan, ternyata sia sia belaka Hati kita terluka. Kita sakit hati. Menyebabkan makan tidak enak dan tidur tidak lagi bisa nyenyak. Setiap kali kita duduk,pikiran kita akan terkontaminsi dengan penghianatan yang telah kita alami. Dan bila hal ini kita biarkan berlarut larut, maka sakit hati,dapat bermetamorfosa menjadi kebencian dan dendam.

Kebencian dan Dendam,Hanya Akan Menghancurkan Hidup Kita

Kebencian dan dendam, akan menyebabkan terkurasnya energi kita. Semakin lama, semua daya daya hidup kita akan meredup dan tak berdaya. Semangat hidup menjadi rontok. murung dan tidak lagi fokus dalam mengerjakan apapun.

Hidup dalam kebencian dan dendam akan menjerumuskan orang hidup dalam kehampaan dan akan berakhir secara menyedihkan.

Semoga kita mampu mawas diri,untuk menghindari dan melepaskan diri dari belenggu kebencian dan dendam kesumat. Cara satu satunya untuk mematahkan rantai ini adalah mengikhlaskan dan memaafkan. Sebuah kata yang gampang diucapkan, tapi perlu kesungguhan dan kerendahan hati untuk mengaplikasikannya, Namun inilah satu satunya jalan untuk dapat melepaskan diri dari belengggu jiwa.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun