Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Memperbaiki Diri, Selagi Masih Ada Waktu!

4 Maret 2017   06:17 Diperbarui: 4 Maret 2017   16:00 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak bangun pagi ,dengan masih berselubung kain sarung,duduk di Lapau minum kopi ,sambil main domino dan tidak bekerja apapun hingga siang,sudah sejak lama ditinggalkan orang. Manusia harus mau berubah,demi untuk meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik,sehingga dengan demikian,ikut meningkatkan kehidupan masyarakat.

Kalimat Kalimat "Kebanggaan",Yang Masih Tersisa

Ada semacam kalimat kalimat "kebanggaan" yang masih tersisa hingga kini:

  • saya itu orangnya  memang begini
  • pokoknya saya maunya begini
  • yang penting bisa hidup
  • kalau sudah tua,anak cucu wajib merawat saya,untuk balas budi
  • yang penting diri saya,yang lain bukan urusan saya
  • dengan begini saya sudah bisa hidup,mau apa lagi
  • sudah tua mau apa lagi
  • dan seterusnya

Perlu Waktu Untuk Introspeksi Diri

Hidup itu bersifat dinamika,yang berarti bergerak dan berubah dari waktu kewaktu dan dari satu sudut kehidupan ke sudut kehidupan lainnya. Dan kita sebagai manusia,harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan  Zaman,tanpa harus kehilangan jati diri. Disinilah letaknya kearifan dalam menjalani hidup.

Benarkah kita sudah melakukan tugas kita sebagaimana seharusnya?

  • sebagai mahasiswa
  • sebagai suami
  • sebagai istri
  • sebagai ayah
  • sebagai ibu
  • sebagai pendidik
  • sebagai pejabat
  • Sudahkah kita memainkan peran kita ,sebagaimana yang dipercayakan kepada diri kita?

Kita selalu punya waktu untuk urusan yang sesungguhnya tidak ada manfaatnya,selain hanya mengikuti trend masa kini,mengapa kita tidak memberi waktu bagi diri sendiri untuk melakukan introspeksi diri?

Kalau bukan sekarang,kapan lagi? Kalau bukan diri kita yang mengubahnya,siapa lagi ?Tentu hanya kita yang berhak menjawabnya.Jangan menunda,karena menunda berarti meniadakan kesempatan bagi diri.Menunda untuk berubah,berarti menutup diri terhadap perubahaan, Jangan menunggu hingga esok,apa yang dapat dikerjakan pada hari ini,karena hari esok ,belum tentu milik kita.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun