Melatih Diri Secara Konsisten,Diawali Dari Hal Hal Kecil
Sesungguhnya, dihadapan kita terbentang banyak sekali pelajaran hidup,yang ditampilkan oleh kehidupan,melalui berbagai peristiwa alam. Semisalnya: menaman pohon hari ini,tidak mungkin besok langsung berbuah.Butuh ketekunan untuk menyiram dan merawatnya,agar tetap mampu bertahan hidup . Kemudian baru bertumbuh dan berkembang. Dalam hitungan tahun kedepan,barulah kita dapat berharap untuk memetik buah dari hasil kerja keras kita.
Anak anak ,sejak dari TK sudah dilatih secara konsisten,untuk belajar berhitung,dari yang paling mudah,misalnya 1+1 ,sama dengan dua. Tidak mungkin langsung mengajarkan anak anak ke ilmu matematika,karena mereka belum memiliki tempat berpijak,untuk dapat menjangkau ilmu yang lebih tinggi.
Belajar memanjat pohon,juga diawali dengan pohon yang tingginya mungkin cuma dua atau tiga meter,sebelum diri kita mampu memanjat pohon kelapa yang tingginya 12 meteran atau lebih. Begitu juga pada awal awal ikut olah raga lintas alam,kita mengawali dengan mendaki perbukitan,karena mustahil dapat langsung hiking ke gunung yang tinggi.
Pelajaran yang diberikan oleh alam secara cuma cuma dan sangat mudah bagi setiap orang untuk menyerap ilmu kehidupan ini.Akan tetapi karena sudah terbius oleh paradigma,bahwa yang mudah mudah dan murah itu,tidak penting,maka secara tanpa sadar banyak orang yang mengabaikannya. Kemungkinan juga termasuk diri kita sendiri. Yang mencari cari  ilmu yang lebih rumit,melalui seminar seminar,yang dibayar mahal. Padahal alam sudah menyediakannya bagi kita secara gratis. Walaupun sudah lama kita mendengarkan ada kata kata bijak yang mengatakan :"Berguru kepada Alam"
Belajar Jujur Secara Konsisten
Orang yang tidak dapat dipercayai dalam hal hal kecil,mustahil dapat diberikan kepercayaan akan hal hal yang besar, Kalimat ini sesungguhnya hanyalah sebuah kalimat biasa biasa saja. Karena memang kenyataannya seperti itu. Bayangkan orang yang mau mencuri mangga tetangga atau maling jemuran tetangga,mana mungkin diberikan kepercayaan untuk  menjaga toko kita?
Belajar jujur,dimulai dari jujur pada diri sendiri. Kalau kita sudah berjanji,maka berusahalah untuk selalu menepatinya,walaupun tampaknya hal yang sangat sepele. Misalnya berjanji pada anak atau istri ,untuk mengajak jalan jalan. Tapi dari hari  ke hari dan dari minggu ke minggu,hanyalah sebatas janji.Jawabannya :" Iya iya,lagi sibuk nih"
Hal kecil,tapi sudah menanamkan rasa kecewa dalam hati orang orang yang disayangi dan menyayangi kita. Mungkin kita tidak merasakan hal ini,karena  sudah terbius oleh berbagai kesibukan,yang bagi kita jauh lebih penting,daripada "hanya sekedar menepati janji " pada anak istri.
Kita lupa,bahwa anak dan istri kita akan sedih,karena merasakan bahwa diri mereka tidak penting bagi kita,karena menengok yang kita sibukkan ternyata,cuma karena ingin nonton  pertandingan sepak bola atau  ikut kompetisi main game dengan teman teman.
jangan lupa,orang yang tidak dapat menepati janji adalah orang yang tidak jujur pada dirinya sendiri dan sekaligus pada orang lain. Kejujuran ,bukan hanya dinilai dari materi,tapi juga kejujuran dalam hal menepati janji.Karena janji adalah utang dan setiap utang betapapun kecilnya,wajib untuk dibayar