Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Uniknya Seni Kehidupan

1 Maret 2017   07:41 Diperbarui: 1 Maret 2017   07:54 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
batu karang ini diukir oleh tangan tangan alam,,indah ditengok,tapi tidak mudah mendaki kesana,begitulah kira kira perjalanan seni kehidupan/foto tjiptadinat effendi

Menolong Orang Belum Tentu Diterima Baik, Tapi Jangan Kapok

Menolong orang tentunya butuh keikhlasan dalam diri kita. Tanpa ada maksud terselubung dibelakang dan juga tanpa menengok siapa orangnya. Karena membantu orang dengan mengharapkan imbalan sudah menistakan pertolongan yang diberikan. Menolong orang tentu saja sesuai kemampuan diri, Bisa dalam bentuk materi dan tidak jarang dalam bentuk upaya dan tindakan ataupun sekaligus kedua duanya.

Tidak Selalu Diterima Baik

Tetapi walaupun sudah melakukan introspeksi diri bahwa kita membantu orang tanpa mengharapkan balasan dalam bentuk apapun, ternyata dalam keseharian belum tentu niat baik itu akan diterima. Mungkin setiap orang sudah pernah mengalaminya walaupun versi dan iramanya berbeda. Yang intinya adalah tidak selalu niat baik ,diterima oleh semua orang juga secara baik.

Niat Membantu, Malah Dimarahin

Suatu waktu, ada wanita hamil yang terpeleset dan hampir jatuh di tanggga. Secara refleks saya pegang tangannya untuk mencegah agar jangan sampai terguling di tangga. Tapi tiba-tiba dalam hitungan detik ada suara laki-laki yang sangat berang "Hei-hei, main pegang pegang istri orang sembarangan!" Nah, bayangkan, maksud hati mau menyelamatkan orang malah dipermalukan. Padahal disisi saya ada istri saya.

Menolong Orang, Hampir Digebukin

Mungkin sudah pernah saya ceritakan bahwa pernah dua kali hampir di gebukin orang  karena menolong orang yang kecelakaan. Karena dikira saya yang menabrak, padahal pelakunya melarikan diri dan saya hentikan kendaraan saya untuk menolong membawanya ke rumah sakit.

"Orang kaya memang begini, Main tabrak saja" dan dalam hitungan detik, belasan orang sudah mengelilingi dan siap menghabisi saya. Syukur ada tentangga korban yang menengok dan menjelaskan, bahwa saya justru mau menolong. Terus tanpa minta maaf, semua pergi diam-diam dan sama sekali tidak berusaha membantu korban yang berlumuran darah.

Sepotong Kisah Lain

Bagi bagi buku. Salah satu hobbi saya  adalah bagi-bagi buku. Mungkin sudah lebih dari 200 buku yang saya bagikan. Rata-rata menerima dengan senang hati, walaupun ada yang menolak "Buku? Ah, nggak usah pak Tjip, di rumah saya banyak buku, nggak sempat baca" Atau "Aduh, nggak usah Pak, kasih saja ke orang lain, saya tidak suka baca buku". Tapi mungkin saja ,maksudnya baik,walaupun sejujurnya saya tersinggung. Mungkin karena sudah Opa, jadi baper yaa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun