Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Penulis Adalah Pembaca, Mengapa Pembaca Tidak Menulis?

20 Februari 2017   07:16 Diperbarui: 20 Februari 2017   08:48 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keterangan foto, : puluhan ragam majalah menunggu calon Pembaca yang akan membeli/foto dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi

Menulis bisa di ruang kerja dirumah, bisa diatas kereta api yang sedang melaju atau selama penerbangan, maupun sambil duduk dibangku taman kota .Tidak ada pantangan dan tidak ada yang dirasa melanggar norma kesantunan, karena menyandang laptop pribadi dan bawa modem yang memiliki kapasitas wifi.

Input dan Output

Membaca tentu saja sangat baik, karena ada input atau masukan  ,yang menjadi asupan bermanfaat bagi otak kita. Karena otak menerima rangsangan rangsangan, baik berupa kisah kisah atau berita yang dibaca, maupun dengan memperhatikan gambaran yang menjadi pendukung tulisan tersebut. Akan tetapi input yang tidak diikut sertai oleh output, tentu tidak akan menghasilkan simbiosisme dalam diri kita.

Sementara ketika menulis,maka seluruh rangkuman yang dibaca, yang merupakan data bank masukan,memaksa otak untuk mengeluarkannya dalam bentuk output. Merangkum apa yang pernah dibaca, menyelaraskan dengan pengalaman hidup dan berjalan sesuai dengan alur dan kepatutan yang berlaku dimasyarakat, dimaka kita hidup.

Menulis Lepas dan Mengedit

Saya bukan tipe penulis yang dalam kapasitas mengajarkan orang bagaimana menulis yang baik,karena tulisan saya sendiri,masih teramat jauh dari dapat disebutkan tulisan berbobot. Kalaupun buku buku saya pernah menjadi masuk sebagai national best seller, itu hanya merupakan berkah Tuhan, bukan karena kemampuan diri saya. Kalau dalam istilah Tionghoa disebutkan faktor:" hokki" atau lucky.

Kalau dulu,tugas saya hanyalah menulis dan kemudian menyerahkan kepada Penerbit untuk di edit oleh Editor,kini saya menulis dan  sekaligus menjadi editor atas tulisan sendiri. Bahkan tidak jarang, masih dibantu oleh Admin,untuk membenahi judul yang tidak pas dan gambar yang tidak mendukung. Tapi hal ini tidak membuat saya berhenti menulis. Saya ingin terus belajar menulis, selama Tuhan masih memberikan kesempatan untuk itu.

Tulis apa Saja dan Kemudian Edit

Sejak dua bulan lalu, saya meningkatkan target bagi diri,bukan lagi One day One Article melainkan One day Two articles. Bersyukur, hingga hari ini, semuanya berjalan dengan baik. Walaupun jelas perlu ada keikhlasan diri  untuk selalu menyandang tas Laptop, bilamana kami berpergian dengan kereta api atau bus. Dan tentu tidak lupa, melengkapi dengan modem yang berkapasitas wifi,agar dapat posting tulisan dimana saja dan kapan saja.

Ketika duduk di tepi pantai,maka sambil menikmati indahnya pemandangan ,yang disertai secangkir kopi hangat,saya mulai menulis,tentang apa saja, yang ada didepan mata. Sekitar setengah jam siap,maka mulai mengedit dan menghapus pengulangan kata yang tidak  perlu,belum lagi ejaan kosa kata, yang tidak jarang masih terbawa ejaan lama. Maklum sekolah  dulu sewaktu masih disebutkan Sekolah Rakyat. makanya bahasa yang digunakan,masih terbawa gaya bahasa kuno.

Menemukan Gambar Pendukung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun