Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Baru Sadar Bila Sudah Kehilangan?

20 Januari 2017   06:28 Diperbarui: 20 Januari 2017   07:06 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi happy family : www.freeimages,com

Semua orang sibuk. Sibuk atau menyibukkan diri. Yang hidup melarat,sibuk berpacu mengais rejeki.Yang sudah sukses,sibuk meraup rupiah dan dolar. Yang kaya raya sibuk menikmati kesuksesannya. Sementara yang masih menganggur sibuk kesana kemari mencari pekerjaan. Siswa dan Mahasiswa sibuk belajar dan kegiatan di Kampus,untuk meraih ilmu dan pergaulan.Sementara yang ahli di berbagai bidang,sibuk mencari popularitas diri ataupun ingin menemukan personal branded.

Akibatnya, sadar atau tidak, kita melupakan orang orang yang kita cintai. Kesibukan telah mengerus rasa dan kedekatan kita kepada orang orang,yang mungkin rindu menunggu kunjungan kita. Namun,kita semua sudah terlena dalam alam masing masing .Hingga orang orang yang merindukan diri kita,  akhirnya dengan pilu hati ,membawa kerinduannya kealam baka.

Kita Baru Sadar Ketika Sudah Kehilangan

Kita baru sadar,ketika kita sudah kehilangan orang orang yang kita cintai.Entah itu kedua orang tua yang sudah melahirkan kita,kakek ataupun nenek atau mungkin juga saudara saudara dan cucu cucu kita. Ketika kita sadar diri dan merindukan mereka, ternyata sudah terlambat.Mereka sudah tidak lagi dapat merasakan dekapan kerinduan orang yang dicintainya.Karena mereka sudah berangkat ke alam lain. Alam yang hanya menyediakan one way ticket,with no returns. Sekali mereka sudah berangkat dan tidak mungkin pernah akan kembali lagi.

Kita menyesal,kita sedih,ketika ingin menemui kedua orang tua ,pada hari hari raya,seperti biasanya.Tapi penyesalan datangnya memang selalu terlambat.

Mengulangi Lagi Kesalahan Yang sama

Tapi seiring dengan perjalanan waktu,pengalaman pahit dan menyedihkan itu,hanya mampu bertahan dalam hitungan minggu atau bulan,untuk kemudian sirna terpupus perjalanan waktu dan kesibukan diri. Kembali kita mengulangi ritual kelabu yang sudah pernah kita sesali,tapi kini terulang lagi dan lagi.

Alam sudah mengingatkan kita,bahwa :"Jangan menunggu. Jangan menunda,karena menunda,bisa jadi meniadakan lagi kesempatan untuk bertemu.Tapi entah karena sudah terobsesi oleh kenikmatan dan suka cita semu ,kembali kita mengulangi kesalahan ,yakni kita tenggelam dalam kesibukan.

Lebih Baik Terlambat,Dari Pada Tidak Pernah Lagi Ada Kesempatan

Better late ,than never. Walaupun mungkin sudah agak terlambat,karena sudah beberapa kali kita kehilangan orang orang yang kita cintai dan mencintai diri kita, masih ada waktu untuk berubah. Masih ada orang orang yang kita cintai hidup di dunia ini. Maka mulai saat ini,sisihkanlah waktu kita.Sesibuk apapun atau sejauh apapun jarak memisahkan,selalu ada jalan untuk bisa bertemu.Minimal melakukan  komunikasi dengan orang orang yang merindukan kita.

Jangan menunggu lagi,sehingga tidak ada lagi yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun