Natal Bersama Ribuan Warga Dunia, Sungguh Merupakan Kebahagiaaan Tersendiri
Saat ini kami sedang berada di tengah ribuan orang yang terdiri dari beragam suku bangsa di dunia. Walaupun masih satu jam lagi acara Natal di mulai tapi seluruh lapangan Gereja St.Mary yang berlokasi di Albion sudah penuh. Syukur kami masih mendapatkan tempat di barisan depan.
"All welcome" semua boleh datang, tidak harus beragama Katholik. Hanya syaratnya, setiap warga yang mau datang harus membawa kursi dan kelengkapan masing masing karena acara Carol in Christmas diselenggarakan di lapangan terbuka.
Ada  pria asal Lebanon dan beristrikan orang asal kamboja. Sungguh merupakan sebuah kebahagiaan yang melambungkan rasa syukur dapat merayakan natal bersama ribuan orang yang terdiri dari berbagai latar belakang negeri asal.
Sementara itu angin bertiup cukup kencang sehingga pohon Eucalyptus yang berdiri kokoh di halaman gereja ini tampak bergoyang goyang diterpa angin. Walaupun mentari masih belum meredupkan sinarnya, namun udara di sore ini mulai terasa dingin. Untung kami sudah menyediakan jaket dan langsung mengenakannya.
Sama sekali tidak tampak ada sekuriti yang mengamankan acara ini. Pikiran saya langsung menerawang ke negeri kita tercinta, ketika hadir dalam malam Natal semua tas dibuka dan diperiksa. Demi untuk menjaga keselamatan warga yang berniat datang untuk beribadah. Di sini semua terbuka untuk umum.
Panitia mengingatkan bahwa yang tidak beragama Katholik boleh duduk menonton saja sedangkan yang mau menerima berkat Natal sewaktu acara komuni boleh menuju kedepan dan menyilangkan kedua tangan didada sebagai syarat ia bersedia menerima berkat. Sementara yang beragama Katholik, sudah tidak perlu diberikan peringatan karena sudah memahami semua prosedure.
Acara Natal dibuka dengan nyanyian Natal bersama dan diikuti dengan pelepasan 12 ekor merpati putih sebagai lambang perdamaian. Sesuai dengan tema Natal yang dikedepankan adalah "Pray for Peace and Unconditional Love"Â Berdoa untuk perdamaian dunia dan cinta kasih tanpa sekat.