Dalam acara saling mengirimkan kado ini tidak saling tunggu, karena tidak ada keharusan orang yang menerima untuk membalas, walaupun amat jarang terjadi kado yang dikirmkan kepada tetangga tidak ada responnya, kecuali yang tinggal dirumah hanya anak-anak mereka saja.
Juga tidak harus membalas dengan harganya sama. Semua tergantung kepada kondisi keuangan masing-masing. Bisa saja, ketika kita mengirimkan kado yang harganya senilai sekitar 25 dolar dan dibalas dengan kado yang nilainya hampir dua kali lipat atau sebaliknya. Jadi dalam hal saling memberi orang disini tidak memperhitungkan untung ruginya. Kalau mereka merasa memiliki dana yang cukup, maka akan dikirimkan kado yang lebih besar.
Negara Boleh Maju, tapi Tradisi Tidak Harus Dihapus
Sesungguhnya, kemajuan dari sebuah negara tidak harus diikuti dengan menghapuskan semua tradisi dan budaya yang sangat bermanfaat untuk menjaga hubungan persahabatan. Baik antar tetangga maupun antarkerabat. Tidak ada istilah sudah kuno  ,karena sebuah tradisi dan budaya seharusnya bukan dalam bingkai yang termasuk harus di lenyapkan. Seperti halnya dengan bangunan kuno yang dijadikan heritage building bukan untuk menghambat negeri kita menjadi negeri yang modern, tetapi demi untuk menjaga nilai nilai budaya dan sejarah yang terpateri dalam sebuah bangunan kuno.
Begitu juga, selain dari bentuk fisik ada juga budaya dalam bentuk tradisi yang  seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan.
Selama ini dalam pikiran saya orang barat itu adalah orang yang egois dan tidak peduli pada tetangga dan orang lain. Tapi setelah kami tinggal, bergaul dan bertetangga dengan mereka, masukan yang selama ini saya terima ternyata keliru. Malahan dalam hati kecil, saya malu karena orang Australia ternyata lebih tahu menjaga hubungan baik dengan para tetangga dibandingkan dengan cara kami bertetangga di Jakarta, di negeri sendiri.
Tapi mau apa lagi,negeri kita sudah berubah. Bahkan konon, perayaan Natal di mal-mal juga di-sweeping. Semoga saja berita ini hanya hoax atau berita bohong. Karena rasanya tidak mungkinlah orang Indonesia yang merupakan bangsa yang ramah tamah dan berbudi luhur sampai tega melakukan hal tersebut.
Iluka, 20 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H