Berapa juta sarjana yang menganggur di Indonesia? Ada jutaan dan setiap tahun, jumlah ini bukannya semakin berkurang,melainkan semakin bertambah.
“Selamat ya mas,sudah lulus S1 ya. Ngomong ngomong kerja dimana mas? “”
“Hmmm ,,,ya masih belum nih. Sudah dua tahun mencari pekerjaan,tapi belum ada lowongan”
Percakapan singkat ini, sudah bagaikan melegenda dalam masyarakat kita. Orang tua pontang panting bekerja siang malam, untuk dapat menyekolahkan anaknya,Kemudian lulus sma, masih harus ngutang sana sini, demi untukmembayar uang masuk bagi anak anak entah di universtas mana saja. Ketika anak anak diterima kuliah,anak anak sangat senang dan orang tua bangga:” Anak anak kami sudah kuliah.Sudah jadi mahasiswa”
Kemudian, orang tua masih harus kerja semakin keras, siang dan malam,untuk membayar uang kulah,uang buku dan uang pemondokan bagi anak anak mereka yang kuliah diluar kota. Tahun demi tahun dilewati dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Demi untuk sebuah cita cita :”Lulus menjadi sarjana!”
Ketika Hari :” H’ Tiba
Setelah menjalani hari hari yang teramat berat dan tahun demi tahun dapat dilalui dengan selamat,maka akhirnya hari H yang menjadi impian anak dan sekaligus menjadi impian keluarga ,kini sudah ada didepan mata . Maka dengan hati penuh rasa syukur dan berbunga bunga,orang tua sudah mempersiapkan batik terbaiknya untuk menghadiri wisuda putra atau putrinya yang lulus sebagai Sarjana.
Sepajang hari wisuda merupakan hari yang penuh suka cita.Wajah ceria, cipika cipiki ,peluk sana peluk sini, senyum dan tawa yang berderai ,merayakan hari wisuda sang harapan keluarga menjadi sarjana.
Ketika Euforia Usai
Tapi ketika euphoria merayakan hari wisuda ini usai,maka impian yang begitu menggebu gebu,bahwa putra atau putri yang diharapkan akan mampu mendukung ekonomi keluarga atau setidaknya dapat membantu meringankan beban orang tua ,dengan membiayai sekolah adik adiknya,teryata semakin hari ,terasa semakin kabur .Dan hari hari berlalu,tanpa secercah harapan.Seiring dengan perjalananan waktu,bulan demi bulan berlalu dan akhirnya tahunpun berganti. Maka pupuslah sudah impian keluarga yang tadinya sempat berbinar binary,kini bagaikan malam gelap pekat ,tanpa bintang dilangit
“Tidak ada lowongan pekerjaan” . Itulah agaknya nyanyian horror, yang paling menakutkan dan menyakitkan hati para pencari kerja dan keluarganya.