Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bertanggung Jawab Tidak Sama dengan Tanggung Menjawab

10 Oktober 2016   09:55 Diperbarui: 10 Oktober 2016   10:16 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya, rasa tanggung jawab terhadap janji dan tugasnya,maupun rasa tanggung jawab dalam kehidupan sosial,seorang manusia itu ditakar harga dirinya. Kendati kaya raya dan memiliki sebaris titel,namun bila tidak mampu menunjukkan rasa tanggung jawabnya,maka orang menjadi tidak bernilai.

Tanggung jawab sosial

Sewaktu mau melangkah keluar apartement,tiba tiba tampak kain gorden diteras terbakar, tidak ada orang lain disana, Tampak ada kelengkapan alat pemadam kebakaran, Yang kalau menunggu hingga sekurity datang ,api akan semakin besar berkobar. Bukan tugas kita memang, karena sebagai penghuni apartement ,kita sudah membayar maintenance fee yang cukup mahal. Bila toh kita tidak berbuat apa apa dan terjadi kebakaran ,kita tidak bisa dituntut,karena bukan kita penyebabnya dan juga bukanlah tugas kita sebagai pemadam kebakaran. Tapi ada tangggun jawab sosial , dalam diri setiap manusia, yang memberikan kita pilihan,untuk terus berlalu atau mengambil tindakan pertolongan pertama dengan menggunakan alat pemadam kebakaran yang ada disana

Diwaktu lain, ketika sedang berjalan jalan ditaman atau dimana saja, tampak ada pecahan kaca didepan kita,yang dapat mencelakakan orang lain,yang mungikin tidak melihatnya.Apalagi bagi anak anak yang mungkin saja berlari lari tanpa sepatu. Disinilah rasa tanggung jawab sosial kita diuji. Secara hukum,kita sama sekali tidak dapat dipersalahkan ,apalagi dituntut,bila kelak terjadi ada yang terluka karena menginjak pecahan kaca tersebut.Tapi secara moral ,kita dituntut untuk melakukan suatu tindakan,yakni memungut pecahan kaca tersebut dan memindahkannya ditempat yang aman.Walaupun bukan urusan kita dan tak seorangpun menengok atau memuji tindakan kita tersebut Disinilah terletak tanggung jawab sosial kita dalam kehidupan.

Ada Korban Tabrak Lari

Suatu waktu, ketika sedang mengendarai mobil,tiba tiba tampak ada korban tabrak lari yang tergeletak dijalan raya. Korban tampak bersimbah darah dan tidak seorangpun yang bereaksi untuk menolong. Semua orang yang ada disekeliling,hanya tampak menonton,seakan kecelakaan adalah sebuah tontonan gratis yang menarik.

Sekali lagi ,bukan salah kita,karena bukan kita yang menyenggol dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kendaraan kita,baik langsung maupun secara tidak langsung.  Kita dapat memilih :

  1. Terus berlalu, seakan tidak pernah menengok korban tabrak lari tersebut
  2. Sekedar menengok, memotret dan terus belalu
  3. Turun dan membantu membawa korban kerumah sakit

Kembali disini, harkat diri kita sebagai manusia yang bermartabat diuji. Walaupun seandainya kita pura pura tidak menengok dan jalan teus,tidak aka nada hukum yang dapat menjangkau kita.Namun kita akan dihukum oleh suara hati kita sendiri.

Sekelumit Pengalaman Pribadi

Suatu waktu saya sedang menuju ke Teluk Bayur,karena ada urusan masalah pengangkutan barang barang yang  akan diekspor. Hal ini sangat penting,karena menyangkut masalah keuangan yang jumlahnya cukup besar.

Tiba tiba terdengar suara seorang anak menjerit dan kemudian jeritannya terhenti dan tubuh kecil itu tergeletak berdarah darah dipinggir jalan raya. Truk yang melandanya tancap gas. Pria yang tampaknya ayah si anak yang jadi korban,saking paniknya, bukannya menolong anaknya yang tergeletak,tapi malah berlari sekencang kencangnya mengejar truk tersebut. Mana mungkin manusia bisa mengejar truk yang sedang dikebut bagaikan kesetanan.Namun orang panik,kehilangan akal sehatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun