Jadilah tuan atas diri sendiri. Kita harus mau dan mampu membuka diri, untuk menerima semua masukan,menyaringnya dan mengambil hikmahnya. Namun jangan sampai orang lain yang menentukan nasib kita. Sesuai dengan the wisdom words :”My destiny is in my hand and your destiny is in your hand”
Sudah menjadi rahasia umum, tidak terhitung sarjana yang tidak tahu mau kemana. Mendatangi kantor demi kantor dengan mengapit map berijazah Sarjana dan data data diri. Pada awalnya semua dilakukan dengan penuh semangat. Namun semakin hari ,semangatnya semakin tergerus. Setelah telapak sepatu yang baru dibelinya mulai menipis, karena menjelajahi hampir semua kantor untuk melamar pekerjaan,namun tak ada lowongan yang sesuai dengan harapannya.Apalagi ketika teman teman,memberikan suntikan negative kepadanya, bahwa menerima pekerjaan “rendahan”,berarti tidak menghargai ijazah nya.
Ada beberapa lowongan yang ditawarkan,namun menurut perhitungan, “terlalu rendah” untuk ukuran seorang lulusan sarjana.Tetapi setelah berbulan bulan berjalan tanpa hasil, maka akhirnya, terpaksa menurunkan :” harga jual” dengan mengambil keputusan :” Pokoknya apapun pekerjaan ,asal halal ,akan diterima."
Tetapi kesempatan yang sudah dibiarkan berlalu,belum tentu datang untuk kedua kalinya.Karena disaat ,kita menolak tawaran untuk sebuah lowongan pekerjaan,karena menganggap tidak sesuai dengan level pendidikan kita, dibelakang kita sudah antri.puluhan orang,yang siap menyambut lowongan tersebut.
Hal ini sejalan dengan pepatah :" Mengharapkan burung terbang tinggi, punai ditangan dilepaskan" . Karena mengharapkan sebuah jabatan tinggi yang belum tentu ada lowongan yang sudah ada ditangan dilepaskan.
Pikir itu pelita hati. Terlalu Banyak Berpikir ,Jadi Bumerang
Orang yang bijak ,selalu berpikir dulu sebelum berbicara. Karena berpikir adalah bagian dari kearifan hidup.Namun kebebasan untuk berpikir,bisa jadi terdistorsi dengan demokrasi yang kebablasan,sehingga menelorkan pola berpikir yang membias. Yang jika dibiarkan justru akan semakin menjauhkan kita dari kearifan hidup itu sendiri.
Karena orang yang terlalu banyak berpikir,terlalu banyak pertimbangan akan membentuk kepribadian yang peragu, Yang pada ,akhirnya tidak berbuat apapun Larut dalam cara berpikir yang berbelit belit,pada akhirnya tidak berani mengambil keputusan. yang akan membentuk suatu kepribadian yang labil dan sikap mental yang lemah. Sehingga lama kelamaan tidak berani mengambil keputusan apapun dalam perjalanan hidupnya
.Padahal kesuksesan seseorang justru berdasarkan keberaniannya untuk mengambil keputusan .Walaupun sudah jelas, sebuah keputusan selalu mengandeng dua sisi,yakni :"tantangan dan resiko" Dan bila mau sukses,maka orang harus berani mengambil resiko, Karena yang terburuk dalam hidup ini,sesungguhnya bukanlah sebuah kegagalan, tapi justru orang yang tidak berani mengambil keputusan dalam hidupnya.
Jangan Jadi Manusia Peragu
Sukses tidak nya seseorang,tidaklah ditentukan oleh titel yang disandangnyaatau kepintaran yang menjadi miliknya. Melainkan orang orang biasa,yang memiliki keberanian yang luar biasa untuk mengambil keputusan disaat yangtepat. Cobalah kita perhatikan sekeliling kita,berapa banyak sarjana yang menganggur dan hidupnya morat marit. Jadi titel.bukanlah tiket untuk masuk kedalam kesuksesan hidup.