Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menjaga Martabat Diri

30 Agustus 2016   20:18 Diperbarui: 31 Agustus 2016   04:12 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Menjaga Martabat Diri

Saking luapan kegembiraan hati,cukup banyak orang yang secara tanpa sadar melupakan martabat dirinya. Meloncat loncat ,bersorak sorak dan bahkan sampai bergulingan di lantai. Bahkan tidak jarang, kaum wanita juga larut dalam kondisi luapan kegembiraan hati yang kebablasan ini.

Menjaga image dan martabat diri, butuh waktu bertahun tahun dan mungkin juga belasan tahun,namun untuk merusakkannya cukup dalam hitungan menit. Satu kali kita kehilangan kontrol diri dan melakukan hal hal yang memalukan, maka butuh waktu bertahun tahun untuk memperbaikinya. Jangan lupa,bahwa apa yang kita lakukan,bukan hanya mengimbas pada diri pribadi, tapi merembet pada anak istri dan anggota keluarga lainnya

Bahkan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi stigma negatif pada diri anggota keluarga kita,padahal yang melakukan hanya satu orang.

Banyak kejadian kejadian yang membuat kita yang menengok saja jadi risih. Misalnya, begitu ngefansnya seorang wanita yang sudah berkeluarga pada sosok seorang penyanyi, sehingga tanpa sadar ikut berjoget ria bersama penonton lainnnya. Padahal pada saat itu , acara dalam shooting dan di tayangkan disalah satu stasiun televisi.

Bayangkan bagaimana suami dan anak anaknya, menyaksikan tingkah lalu istri dan ibunya semacam itu. Wanita pencandu sepak bola, tentu tidak ada salahnya. Namun begitu ngefansnya pada salah satu pemain sepak bola, sehingga ketika pemainan usai dan pemain tersebut melempar bajunya yang basah kuyub dengan keringat, ternyata jadi rebutan.

 Perlu Kontrol Diri

Kalau yang melakukannya para remaja,tentu dapat dipahami,Karena daya pikiran dan kedewasaan diri mereka, belum mampu memilah,mana yang patut dan mana yang tidak patut dilakukan. Tapi bila orang dewasa, apalagi bila sudah berkeluarga melakukannya, tentu ada sesuatu yang keliru dalam kepribadiannya. Yakni ibarat mengendarai kendaran tanpa rem. Semua yang ada dilanggar dan ditabrak,termasuk rambu rambu etika ,moral dan rasa kepatutan.

Karena itu betapun meriahnya sebuah pesta atau suasana pertemuan,maupun reuni atau sebuah pertandingan,jangan pernah lupa kontrol diri. Karena sekali terlanjur, maka segala atribut yang disandang ataupun popularitas diri, menjadi tidak berarti sama sekali.

Sadar Diri

Untuk menjaga agar jalan pernah kita kehilangan kontrol diri,maka perlu adanya kesadaran diri, Sadar bahwa diri ,bahwa kita sudah dewasa dan bukan lagi ank anak abg. Sadar diri, bahwa kita sudah berkeluarga, Bahwa apa saja yang kita lakukan, akan membawa dampak pada seluruh anggota keluarga kita, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan menjadi stigma atau stempel negative seumur hidup kita. Padahal apalah artinya luapan kegembiraan yang merupakan luapan emosional sesaat, hingga harus mengorbankan sesuatu yang tidak ternilai, yakni martabat diri kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun