Sesibuk Apapun Kita, jangan Lupakan keluarga
Kalau memanglah karena tuntutan pekerjaan mengharuskan kita harus bepisah dengan keluarga sepanjang hari,tentu dapat dimengerti. Karena tidak dalam segala hal dalam hidup ini, dapat ditentukan oleh keinginan kita.
Tidak jarang yang terjadi adalah justru, kitalah yang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan waktu yang ditentukan oleh perusahaaan. Begitu kita mencoba melakukan bargain atau tawar menawar dengan pihak perusahaan, orang lain sudah menyodorkan diri. Dan kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan lowongan pekerjaan.
Namun terkadang ,orang bukannya sibuk karena tuntutan pekerjaan,tapi justru menyibukkan diri untuk hal hal yang sesungguhnya tidak ada manfaatnya bagi keluarga. Selain hanya sebatas hobbi. Ada banyak hobbi yang menjadi penyebab, orang meninggalkan keluarganya sepanjang hari ,hanya untuk memuaskan dahaga diri.Sebagai contoh:
- nonbar atau nonton bareng sepak bola ,hingga pagi
- nonton tinju sepanjang hari
- pergi kepulau untuk mancing, berangkat  pagi dan baru kembali malam hari
- main game dirumah teman sepanjang hari
Padahal anak istri,menantikan dirumah. Pagi ketika anak belum bangun, ayahnya sudah bangun dan berangkat kerja, Malam sewaktu tiba dirumah sudah larut malam dan anak anak sudah tidur. Ini adalah kisah klise yang ada sejak dulu, namun herannya, masih tetap berlanjut hingga saat ini. Walaupun sesungguhnya ,orang sudah memahami, bahwa dengan menjalani hidup seperti ini, maka hubungan dan keharmonisan dalam rumah tangga menjadi tawar dan tidak ;lagi harmonis
Diluar Keluarga yang Diperoleh Hanyalah Kegembiraan Sesaat
Padahal diluar keluarga, yang diperoleh hanyalah kegembiraan sesaat,bukan kebahagiaan yang menjadi idaman setiap keluarga. Mengapa begitu banyak orng yang melupakan hal ini? Umumnya, karena merasa sudah bekerja keras untuk keluarga dalam mencari nafkah, maka banyak orang yang berpikir, bahwa ia berhak mencari kesenangan diri,diluar keluarganya.
Oleh karena itu, tidak sediki terjadi, perpecahan dalam rumah tangga yang relatif masih sangat muda. Karena istri merasa hanya menjadi penungguh rumah sepanjang hari, Tinggal serumah,seatap bahkan satu kamar, namun masing masing sibuk dengan alam hidupnya sendiri.
Karena itu sebelum menikah, hendaknya setiap pasangan sudah harus memahami. bahwa sejak sepakat untuk menikah, maka keduanya sudah siap untuk saling menahan diri.. Untuk tidak mengejar kepuasan diri sendiri, tapi memikirkan bagaimana sekeluarga dapat menikmati saat saat gembira brsama keluaga, Sesibuk apapun pekerjaan, bukanlah alasan  untuk mengabaikan waktu untu bersama keluarga.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H