Tuntutlah Ilmu Setinggi Tingginya walau ke Negeri Cina Sekalipun
Tuntutlah ilmu setinggi tingginya, walau ke Negeri Cina sekalipun. Itulah yang kami lakukan.Untuk memahami secara mendasar tentang tehnik terapi bioenergy atau reiki ini, saya dan istri, mengkhususkan diri berkunjung ke Tibet, pada tahun 1999. Tibet yang terletak di puncak dunia,sehingga mendapatkan julukan : ”The roof of the world”.
Setidaknya ,dari perjalanan jauh yang kami tempuh ,hingga kepegunungan Himalaya ini, membuat kami lega ,bahwa memang tehnik reiki ini,bukan merupakan ajaran agama Budha dan juga bukan sempalan ajaran agama manapun. Semata mata, merupakan tehnik penyembuhan diri, yang dimiliki oleh Petinggi agama di Tibet dan tidak diajarkan kepada umum.
Dengan menguasai tehnik reiki ini, maka setiap Praktisi Reiki sudah memiliki sesuatu ketrampilan, yang dapat menjadi sarana, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarga, tapi sekaligus dapat menjadi ladang amal disepanjang hidupnya.
Siapa Saja Yang Sudah Belajar Tehnik Reiki ini?
Kalau di Indonesia ada banyak pejabat setingkat menteri dan gubernur ,serta wali kota yang ikut belajar. Namun tentu tidak etis menyebutkan nama nama secara terbuka Pada tahun 2004, di Gedung Departemen Kesehatan RI di Kuningan, juga sudah diselenggarakan: ”In house training reiki” yang persertanya berjumlah 21 orang ,teridiri dati staf menteri Kesehatan, yang nota bene adalah dokter dan dokter specialist di masa jabatan Ibu Sitti Fadillah Supari menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI.
Semoga penjelasan singkat ini,dapat menjadi masukan bagi banyak orang, bahwa diluar medis, masih ada jalan kesembuhan. Dan salah satunya adalah Tehnik Terapi Bioenergi (Reiki)
Iluka, 10.08.2016
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI