ilustrasi foto: inilah gambaran umum anak anak di Indonesia. Kesekolah sendirian atau bersama anak tetangga, Orang tua ,hanya datang kesekolah bila ada penerimaan rapot kenaikan kelas atau bilamana anak ada masalah. Sebuah paradigma keliru yang harus segera diubah,Bahwa sesungguhnya Mengantarkan Anak di Hari Pertama Sekolah merupakan saat saat yang sangat penting,bagi pendidikan anak,Serta sekaligus  memberikan kesempatan kepada para orang tua,untuk memahami  bahwa guru kelas dan rumah sekolah adalah mitra terbaik ,dalam pendidikan anak,. (penuls adalah mantan guru ditahun 70 an di SD dan SMP.)
Pengalaman Mengantarkan Anak di Hari Pertama SekolahÂ
Pengalaman mengantarkan anak di  hari pertama sekolah, sungguh merupakan sebuah pengalaman menarik dan sekaligus proses pembelajaran diri. Memahami, bahwa  menyekolahkan anak bukan hanya berarti mendaftarkan anak disalah satu sekolah dan selebihnya menjadi urusan guru sekolah.Banyak paradigma keliru semacam ini,yang ada sejak dulu dan terus berlangsung hingga kini.Banyak orang tua ,berpikir bahwa tugas orang tua adalah membayar uang sekolah tok dan selebihnya urusan guru sekolah.
Untuk mengubah cara berpikir yang keliru ini, maka sangat penting, orang tua mengantarkan anaknya sendiri ke sekolah, terutama pada hari hari pertama mengawali sekolahnya.
Mendampingi putri kami, yang mengantarkan anaknya Kerisha kerumah sekolahnya. Bertemu dengan guru kelas dan memperkenalkan diri, serta sekaligus memberitahukan pada guru kelas, bahwa anaknya, kalau terlalu kelelahan bermain,seringkali mengalami mimisan atau perdarahan melalui hidungnya. Kemudian puteri kami menyerahkan kartu namanya yang ada nomor Hp nya.Â
 Karena ada banyak orang tua murid yang juga ingin berbicara dengan guru kelas, maka putri kami mengajak ke kantor kepala sekolah. Disini juga memperkenalkan diri dan sekali lagi menyerahkan kartu namanya. Namun oleh Kepala sekolah ,disarankan untuk menghubungi pengawas sekolah yang bertugas tentang urusan murid murid .Â
Urusan Jemput Menjemput
Dikantor Pengawas sekolah, putri kami diminta untuk mencatatkan nama siapa saja yang akan menjemput Kerisha ,serta nomor telepon emergency. Maka nama saya dan istri dicatat disana, karena putri kami dan suaminya bekerja dan tidak mungkin dapat menjemput anaknya. Jadi tugas menjemput Kersiha adalah salah satu dari kami berdua.,sebagai Opa dan Oma .
Pengalaman lain,.ketika kami menjemput cucu kami Angel di sekolahnya, ternyata kami tidak diijinkan menjemput,karena nama kami tidak terdaftar sebagai orang yang diijnkan untuk menjemput, Â Mereka perlu menelpon terlebih dulu pada mantut kami ,yakni ibu Angel.Setelah dapat konfirmasi bahwa memang benar kami adalah Opa dan Oma dari Angel,baru kami diijinkan untuk membawanya pulang.
Hal ini adalah untuk mencegah sedni mungkin,anak anak berada dalam bahaya, karena dijemput oleh orang yang berpura pura menjadi keluarga murid..
Urusan Kantin