(keterangan foto: puluhan penonton, memadati rumah kediaman Irmansyah Effendi dan keluarga di Romano Street,Iluka, Western Australia ,pada sore tadi,Hari Minggu, tanggal 12 Juni ,2016 /foto : tjiptadinata effendi)
Bila mendengarkan kata ”konser” maka secara otomatis pikiran kita akan melambung kedalam sebuah gedung pertunjukan, di mana penyelenggaraan konser pada umumnya di adakan. Tapi sesungguhnya konser tidak harus diadakan di gedung dan ruangan besar, bila konser tersebut merupakan konser pribadi yang diadakan antar keluarga dan para sahabat. Dan bisa disebut juga sebagai indoor concert. Bisa pemainnya tunggal, berdua atau bertiga orang. Pada umumnya untuk dapat menyaksikan pertunjukkan konser di salah satu gedung, tentu perlu ada harga tiket masuk yang harus dibayarkan. Namun karena namanya private concert atau indoor concert yang hadir adalah dari keluarga dan para sahabat dekat saja, dengan sendirinya tidak ada biaya apapun yang dipungut.
Konser diadakan di Romano Street, Iluka, Western Australia .Sebagai pemain intinya ada 3 orang, yakni : Angelia yang masih duduk dibangku sekolah menengah yang sekaligus merangkap sebagai pianis dan mengisi suara untuk menyanyi. Didukung sepenuhnya oleh Patrick asal Amerika, seorang guru biola dan Kimmy sebagai pemain piano juga.
Seperti halnya di Indonesia, khususnya di Jawa, ada pertunjukkan wayang yang hanya dapat dimengerti oleh orang orang tertentu. Sedangkan bagi orang di luar Jawa menonton pewayangan, hanya sekedar menengok visualnya saja dan tak mengerti apa jalan ceritanya.
Bagi yang mengerti jalan cerita pewayangan bisa begadang hingga pagi, saking asyiknya. Tapi bagi saya yang lahir dan dibesarkan di Padang, penah diajak nonton pertunjukan wayang oleh salah seorang sahabat baik saya. Dan saya hanya mampu bertahan selama tiga jam, sesudah itu mendekati tengah malam walaupun pinggiran mata sudah saya oleskan sedikit minyak angin, agar tidak tertidur ternyata tidak mempan dan saya tertidur, sementara sahabat saya asyik nonton. Merasa mempermalukan diri sendiri, maka sejak saat itu saya tidak lagi berani menonton wayang.
Babak drama adalah kisah perang yang menyebabkan kehidupan masyarakat porak-poranda. Tidak hanya secara fisik, tapi juga kehidupan berkeluarga. Dikisahkan seorang anak perempuan yang baru berusia 6 tahun, terpisah dari keluarganya dan terbawa arus manusia yang lari menjauh dari pusat pertempuran. Entah sudah berapa minggu terpisah, Angel bahkan tidak tahu lagi dimana ia berada dan bagaimana mencari jalan untuk pulang kerumahnya. Sementara negara dimana ia terdampar bersama dengan ribuan orang lain, tidak mengerti bahasanya. Masing-masing orang membawa peruntungannya, begitu juga halnya dengan Angel.