Menuntut kesempurnaan dari pasangan hidup adalah penyebab terbesar bubarnys sebuah rumah tangga.Suami menuntut istri harus selalu tampil bersih dan apik.Tidak peduli bahwa istri harus di dapur.nyuci dan momong anak.Menuntut perhatian penuh dari istri.karens merasa sudah bekerja keras sepanjang hari.untuk mencari nafkah.Lupa bahwa istri juga kerja keras.jaga anak.kepasar.masak.bersihkan rumah.beresin kamar yang brantakan.
Disisi lain .ada istri membandingkan kehidupan ekonomi tetangga yang suaminya hanya berpangkat rendah.tspi mampu beli tv 36 inchi.shopping setiap akhir pekan dan berlibur ke Singapura Mendesak suami untuk mencari tambahan income.tanpa peduli dengan cara apapun.Merasa sebagai istri .tidak mendapatkan fasilitas selayaknya
Akibatnya:
 karena dalam hati suami sudah diracuni dengan pikiran bahwa wanita yang kini jadi istrinya.ternyata bukanlah tipe wanita seperti yang diidamkannya.maka betapapun istri berupaya bangun pagi dan bersolek untuk menyenangkan hat suami.tetap saja ada saja yang salah.
Begitu juga sebaliknya.kendati sepulang kantor suami ikhlas jadi tukang ojek.tetap saja dimata istri.bukan tipe suami yang seperti diimpikannya.Karena pikiran sudah terobesi untuk kehadiran sosok yang sempurna, sesuai dengan yang didambakannya.
 Menerima Pasangan Hidup Apa Adanya:
- Menerima pasangan hidup apa adanya.
- dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya
- .adalah jalan untuk merawat dan mengawal hidup pernikahan
- Â hingga ajal menjemput.
Tidak rumit.hanya membutuhkan cinta yang tulus dari keduanya. Sekaligus memahami, bahwa di dunia ini tidak ada makluk yang sempurna, kecuali Tuhan. Sehingga dengan demikian, sesudah memilih untuk menikahi pasangan hidup, maka alangkah baiknya bila masing masing melakukan introspeksi diri. Memperbaiki apa yang kurang pada diri sendiri,ketimbang menuntut kesempurnaan atau over expectation pada pasangan.Â
Serta sekaligus memahami, bahwa di dunia ini tidak ada suatupun yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan
Tjiptadinata Effendi /30 Mei.2016Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H