"Apa yang dituliskan hari ini, akan jadi prasasti atas harkat diri serta jadi warisan bagi anak cucu kita kelak" (tjiptadinata effendi)
Masyarakat Ikut Bertanggung Jawab Secara Moril!
Masyarakat ikut bertanggung jawab secara moril dalam berbagai tindak kekerasan dan kejahatan yang terjadi dimana-mana. Banyak orang yang sambil baca koran atau nonton televisi memberikan komentar, bagaikan innocence person. Antara lain:” Guru hanya kejar tayang atau orangtua tidak mendidik anak dengan benar!” Masih ditambah lagi ”Aparat tidak becus atasi tindak kekerasan.”
Apapun yang dilontarkan, baik secara verbal maupun tertulis,intinya adalah ”Saya tidak sama sekali tidak bertanggung jawab. Bukan anak saya, bukan anggota keluarga dan juga bukan murid saya!”
Jujur pada Diri Sendiri
Masyarakat harus jujur pada diri sendiri untuk menghasilkan sebuah pemikiran yang bermanfaat, agar dengan bekerja sama, dapat mengatasi atau setidaknya meminimalkan tindak kekerasan dan kejahatan.
Cobalah dengan membuka hati kita telusuri sejak dari hal hal kecil, dimana masyarakat hanya menjadi penonton dan membiarkan terjadinya perilaku yang keliru. Dimulai dari hal-hal kecil, misalnya menengok anak-anak mencuri mangga atau jambu tetangga, masyarakat hanya diam. Dengan pemikiran ” Biar saja, toh yang dicuri mangga atau jambu kepunyaan orang kaya”
Suatu waktu ketemu ada anak yang dikeroyok anak-anak lainnya, namun sekali lagi masyarakat hanya bersorak dari jauh:” Hai, hai sudah berhenti jangan berkelahi.” Namun tidak sungguh-sungguh hati ingin menghentikan pengeroyokan tersebut. Karena alasan yang sama dengan contoh pertama, yakni ” yang dikeroyok anak orang kaya, biar tau rasa!”
Sedang berbelanja di pasar, tiba-tiiba ada remaja yang dikejar dan diteriakan :” Copet... copet” dan sang pencopet terjerembab jatuh. Dan masyarakat disekitarnya ikut bersorak:” Hajar sampai mampus…jangan dilepasin!”
Alangkah kejamnya, walaupun jelas sekecil apapun kesalahan, apalagi mencopet adalah tetap sebuah kejahatan harus tetap dihukum. Tapi tidak diinjak-injak sampai muntah darah. Padahal ditangan si remaja ada dompet berisi recehan 5 ribu rupiah sebanyak 2 lembar.
Candaaan yang Keliru