Nah, kesempatan inilah dimanfaatkan oleh Sutarjo, untuk keliling kota Wollongong, Mobil Pick up bekas yang dibelinya dengan harga 600 dolar, ternyata banyak manfaatnya. Dapat mesin penggolah sampah, yang langsung dibawa pulang bersama dengan barang barang lainnya.
Dengan ketrampilannya.hanya butuh dua hari ,untuk melakukan : ”kanibalisasi”, antar mesin mesin yang ada, maka jadilah alat untuk mendapatkan usaha bagi Sutarjo.
Dapat Upah Bersihkan Kebun dan Bawa Pulang Pupuk
Umumnya disini setiap rumah ada pekarangan yang lumayan banyak tumbuh tumbuhannya, terutama yang tinggal dipinggiran kota. Upah satu jam antara 20 -25 dolar plus Tugas adalah meremajakan pohon pelindung dan pohon buah yang berada dalam radius tanggung jawab pemilik rumah dan mengangkutnya ketempat pembuangan sampah. Untuk mengangkut ini, ada upah tambahan, yakni 60 dolar.
Nah, dengan memanfaatkan mesin rakitan ini, Sutarjo mendapatkan hasil ganda, yakni ,upah meremajakan dan membersihkan taman dan halaman rumah+ ongkos buang + sampah hijau yang diolah langsung jadi serbuk kayu. Hasil olahan ini dijual dengan harga 5 dolar perzak .
Hasilnya lumayan. Kini Sutarjo.disamping mampu menghidupi diri sendiri,bahkan dengan hasil menjual barang barng bekas yang diperbaikinya ,Tarjo bermaksud memboyong istrinya untuk menemani selama menyelesaikan studinya di sini.
Semoga artikel kecil ini ada manfaatnya, untuk sekedar menjadi pengingat, agar bila ingin merantau , jangan mengandalkan Ijazah, tapi milikilah minimal satu ketrampilan,yang pasti dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di negeri orang, Misalnya: ketrampilan masak memasak. Ketrampilan mereparasi barang elektronik. Kemampuan mereparasi mesin mesin, ketrampilan mereparasi kendaraan bermotor. Menguasai satu dari antaranya, adalah jauh lebih penting dari pada Ijazah.
Tjiptadinata Effendi /5 Mei,2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H