Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malu, Pak Guru Sudah Nyontek, Tetap Tidak Lulus!

4 Mei 2016   08:52 Diperbarui: 4 Mei 2016   11:09 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto :kiriman dari Syamsu,mantan murid RKII di Padang

 Malu, Pak Guru  Nyontek , Ternyata Masih Tidak Lulus!

Sebagai seorang guru ,yang diuji oleh mantan  murid S.D , walaupun sudah berusaha nyontek sana sini, masih dinyatakan :” Tidak Lulus”. Karena dari ujian yang terdiri dari 31 materi dan hanya mampu menjawab  30 persen dari soal. Itupun hasil nyontek kiri kanan.

Pagi ini saya dapatkan foto sewaktu bersama murid murid diwaktu SD (d/h. Sekolah Rakyat) RK II di Padang,hasil forwarded dari adik kami Margaretta yang menikah dengan Sandro ,orang Italia dan domisili di Padova ,sejak 45 tahun lalu.Selidik punya selidik ,diperoleh bahwa sumber foto adalah dari Syamsu..murid yang terpandai didalam kelas pada waktu itu . Dan paling rapi tulisannya.. 

Sebuah Surprise

Foto ini sungguh merupakan sebuah surprise yang tak ternilai bagi saya pribadi,karena tidak satupun foto  semasa masih mengajar di SR  sekitar 50 tahun lalu,yang tersimpan pada saya. Menyusul ada yang kirimkan pertanyaan via WhatsApp:” Pak,masih ingat sama murid bapak nggak? “Dengan penuh rasa percaya diri saya jawab:” Yaiyalah,,,masa pulak awak ndak ingat”

Dilanjutkan dengan permintaan:” Boleh tolong tuliskan nama nama kami pak  hehehe,,,please..

“ Ooooo boleh boleh…. No problem at all.. “ jawab saya meniru gaya pejabat .Padahal hati saya kebat kebit diuji sama mantan murid di SD,

Sibuk Nyari  Nyontekan

Pura pura internet error….agak lama saya baru jawab…karena sibuk cari nyontekan,,saya tanya istri saya… “ Sayang bantu nih, saya lagi di test sama murid”

“ Haaaa…. Study di universitas terbuka belum tuntas…koq sudah ambil jurusan lain lagi?” tanya istri saya agak heran.”Bukaaan ini murid di SD dulu lagi ngetest saya”Jawab saya ,sambil menunjuk foto bersama 50 tahun lalu…

Hasil nyontekkan diperoleh nama nama sebagai berikut :

  1. Syamsu
  2. Boy Syaiful
  3. Lie sun Gie
  4. Eddy Syafmon
  5. Lie sun Hwie
  6. Ariefuddin
  7. The Kian Liang
  8. Muslim
  9. Liem Kian Tjie
  10. The Tjin Yung
  11. tju lam
  12. bun gie
  13. idrus
  14. syarifuddin
  15. Ismai
  16. Lie Lian Seng
  17. siapa lagi yaaa..?

Dinyatakan Tidak Lulus

Dalam hitungan detik,masuk lagi pesan WhatsApp:” Maaf , Bapak tidak lulus”

Karena dari 33 nama, hanya 50 persen yang bisa bapak jawab.. Rajin rajin  belajar ya pak …hehehe”

Nanti ulang ujian lagi minggu depan

Eeee Dosa Tau .Ledekin Orang Tua

Nah,dengan meniru gaya  orang tempo doeloe, kalau sudah tersudut dan tidak mampu menjawab,maka anak anak digertak dengan urusan dosa:” Eee dosa tau ,ledekin orang tua… mau jadi Si Malin Kundang yaaaa”, jawab saya untuk menjaga wibawa dan charisma guru. Bahawa saya seorang guru adalah sosok yang sempurna, perfect  dan innocence ……. padahal sebagian nama  yang saya tulis ,belum tentu benar...

Pak Guru Ingin Menebus Dosa

Karena pak Guru merasa berdosa dan jangan sampai masuk neraka,maka  dengan resmi, ingin mengadakan acara tebus dosa.Bagi mantan murid murid saya ,yang  kabarnya  kini sudah jadi orang orang besar: Pimpinan bank, dekan di Universitas, pengusaha sukses,professor diberbagai bidang keilmuan,bahkan ada yang menjadi pejabat tinggi negara, mohon dapat dipersiapkan Kopdar atau kopi darat di Jakarta.

Tapi jangan dicari restoran mewah,ntar saya nggak bisa bayar. Jadi guru harus jujur.nggak boleh gengsi gensian  Dan yang jelas ,saya tidak mau sampai pakai kartu kredit untuk mengundang anak anak semua.

Maaf,walaupun sudah jadi orang besar, karena semua ke 31 orang yang ada di foto adalah mantan murid saya, ntar kalau saya panggil :”bapak bapak” kan  bisa kualat ,kata orang tua .

Silakan Dibentuk Panitia Re-Uni

Silakan dibentuk panitia Re-Uni. Agustus ,saya dan bu Lina, pulang ke Jakarta.  Jangan kuatir dulu.tiket  kami yang beli,nggak minta sumbangan dari murid murid.. Begitu juga sebagai ritual tebus dosa,maka acara makan bersama di Jakarta, saya yang traktir.Dengan catatan,sesuai dengan isi dompet saya.

Dan seperti yang sudah saya tegaskan,kalau panita reuni pilih restoran mahal.maka saya tidak bertanggung jawab. Artinya habis acara saya dan istri ngeloyor pergi dan tidak mau pakai gesek gesek kartu kredit..Ntar mau bayar pakai apa?

So guys.. ditunggu  kabar baik di WhatsApp +61422090722 atau effenditjiptadinata@gmail.com

Oya,sebelum lupa, sebelum ada peraturan ganti nama ,orang di Padang mengenal nama saya : Tjoa Kim Liong  /tinggal di Kali Kecil III/pindah ke Pasar Tanah Kongsi / pindah lagi ke rumah kontrakan di Ratulangi dan Pindah lagi ke Belakang pabrik kecap Ang Ngo KOh di pulau karam/pindah lagi ke Kampung Nias I/14 A/ pindah lagi ke Wisma Indah I ,Ulak karang dan menetap disana hingga tahun 1990./pindah ke Tiga Raksa tangerang/Pindah lagi ke Bintaro Jaya sektor 5 /Pindah lagi  ke Jl.Duri kencana raya .Jakarta /pindah lagi ke Mediteranian apartement dan terakir pindah lagi ke Boulevard apartemnt..

Catatan:

Semua nama yang ditulis asli .Mohon maaf kalau ada nama yang tidak pas,maklum 50 tahun tidak pernah ketemu lagi. Undangan juga bukan candaan Terima kasih  kepada  Admin Kompasiana yang telah mengijinkan artikel ini ditayangkan disini

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun