Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersyukur Adalah Jalan Menemukan Kedamaian Hati

28 April 2016   05:22 Diperbarui: 28 April 2016   09:29 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersyukur sesudah diterapi, Tuhan memperpanjang ijin  tinggal saya di dunia ini. Sejak saat itu,setiap bangun pagi, apapun masalah yang ada, selalu saya awali dengan bersyukur. Saya tidak biasa berdoa panjang lebar. Hanya satu dua kalimat saja:” Terima kasih Tuhan.Saya masih hidup…..Praise the Lord I still alive!” (jangan tiru gaya ini)

Aneh tapi nyata, hanya dengan mengucap syukur , ada rasa nyaman dan aman dalam hati.Serta terlahirnya rasa optimisme yang tinggi,bahwa apapun masalah hidup yang sedang dihadapi pasti akan ada jalan keluarnya.Untuk menemukan kedamaian, sungguh tidak perlu harus ikuti seminar ini dan itu. Karena kedamaian itu ada di dalam hati kita masing masing, Hanya selangkah saja,yakni bersyukur,maka damai akan hadir dan jadi milik kita.

Catatan Kecil:

Tulisan ini bukan bagian dari kotbah, karena penulis bukan siapa siapa,bahkan jujur, bukan tipe orang yang agamis.. Malah ayat ayat kitab sucipun tidak hafal. Sungguh.  Hanya berbagi sepotong kisah hidup,yang mungkin dapat menjadi inspirasi bagi orang banyak.

Atau setidak tidaknya ,mampu mengingatkan orang ,bahwa untuk menemukan kedamaian tidak perlu harus bertapa ke gunung Semeru ,ke gurun Gobi ataupun tirakatan berbulan bulan. Cukup dengan mengawali hari hari dengan bersyukur kepada Tuhan,dengan cara dan ajaran agama masing masing.

Tjiptadinata Effendi/28 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun