Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hal Sepele Dibiarkan Berlarut, Akibatkan Orang Memecat Diri Sendiri

23 April 2016   16:47 Diperbarui: 23 April 2016   16:53 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana ini,tidak hanya mengerogoti diri pribadi, akan tetapi secara serta merta mengganggu ketenangan istri dan anak anak dirumah . Karena  mana ada keluarga yang senang menengok wajah murung dan temperamental dirumah.

Keesokkan harinya

Bangun dengan perasaan tidak nyaman dan suasana hati yang tidak tentram. Ada kekuatiran, bahwa dalam perjalanan ke tempat pekerjaan ,akan diganggu atau di peras lagi.Dan sudah terbayang didalam pikirannya,begitu tiba dikantor,seperti biasanya ada saja hal yang dapat membuat Boss nya marah.

Dengan rasa sangat terpaksa dan uring uringan,tetap berangkat kerja dengan naik kendaraan roda dua. Karena pikiran mengambang, belum tiba dikantor ,sepeda motor yang dikendarainya diserempet kendaraan lainnya. Terjatuh dan terluka, walaupun tidak parah.

Tiba di Tempat Pekerjaan, hampir persis seperti yang ada dalam bayangan pikirannya. Yakni dipanggil menghadap Boss dan dimarahin

Siklus Kesialan Yang Diakibatkan Ketiadaan Pengendalian Diri

Berada dalam kondisi tidak nyaman, seharusnya menjadi alaram bagi setiap orang untuk sadar diri , Melakukan introspeksi diri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin ada sesuatu yang salah atau tidak tepat dilakukan,sehingga mengundang berulang kali kejadian senada, Yakni mendapatkan gangguan di perjalanan dan mengapa senantiasa di marahin Boss?

Namun ,karena orang lebih senang menyalahkan orang lain, Boss dan menyalahkan keadaan ,maka tidak terbersit keinginan untuk melakukan introspeksi diri. Akibatnya ,ketukan pada  not not yang sama, akan menghadirkan lagu yang senada. Karena pikirannya sudah terdistorsi oleh kejadian kejadian yang sangat tidak menyenangkan dan sama sekali tidak ada niat untuk mencari tahu, dimana letak kesalahannya, maka terjadilah seperti apa yang ditakuti.

Siklus “kesialan” demi “ kesialan “ ini terus berulang berkali kali,sehingga menciptakan trauma dalam diri.Ditambah dengan rasa bersalah terhadap keluarga,  Maka akibatnya , karena sudah tidak mampu lagi bertahan, memutuskan :"memecat diri sendiri.".

Refleksi Diri:

Artikel ini saya tulis ,terinpirasi oleh email dari ponakan  saya di Jakarta, bahwa ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan menuturkan kronologi,mengapa ia mengambil keputusan tersebut. Namun,karena sesudah minta berhenti , baru memberi tahu pada saya, maka tidak ada lagi nasihat atau saran yang dapat diberikan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun