Dalam perjalanan hidup, ada banyak hal yang sama sekali tidak diduga duga bisa saja terjadi. Kalau halangannya hanya masalah materi,maka separah apapun, rasanya masih bisa dicarikan jalan keluarnya.Akan tetapi bila masalahnya sudah menyangkut harkat hidup.apa yang harus dilakukan?
Saat saat berada di persimpangan jalan hidup ini dan membutuhkan sebuah keberanian untuk mengambil keputusan, sungguh bukanlah sesuatu yang mudah.Orang seakan dihadapan pada pilihan :”makan buah simalakama. “
Sinta (bukan nama sebenarnya) sudah memiliki pilihan hatinya sejak setahun lalu. Dari mulai perkenalan ,yang dilanjutkan dengan saling jalan bersama ,semakin memupuk rasa cinta yang bersemi dalam hati mereka. Keduanya sudah bekerja .Sinta di bekerja sebagai Custumer Service disalah satu bank swasta di kota Jakarta ,sedangkan Rahmat bekerja disalah satu hotel ,yang juga berlokasi di Jakarta,sebagai accounting.
Keduanya merantau ,meninggalkan kota kelahiran mereka di salah satu kota di Pulau Sumatera. Untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Saya kenal baik kedua orang tua Sinta. Karena jauh dari orang tua, maka Sinta sudah menganggap saya sebagai kakeknya sendiri. Dan sering kali mengirim pesan lewat What;sApp. Walaupun sekedar menyampaikan salam saja.Bahkan hingga kami domisili di Australia, tetap berlanjut.
Berada Dipersimpangan jalan Hidup
Hari ini saya menerima pesan.yang isinya adalah :” Opa, Shinta dalam masalah serius, boleh minta alamat email? Karena Shinta perlu cerita pada Opa.Terima kasih”. Baru kali ini Shinta mengirim pesan dengan nada serius seperti ini. Maka langsung saya jawab :”Ok..alamat email saya …ini”
Malam ini saya baru tiba dirumah ,bersama istri. Sehabis santap malam, terus ingat ada pesan dari Shinta. Langsung ,saya bukan email dan mencari surat dari Shinta. Bagaikan berlari ,mata saya mengikuti kalimat demi yang dituliskan oleh Shinta,dengan perasaan sangat galau.
Ternyata baru dua hari lalu, tiba tiba saja Shinta pingsan di kantor. Ini adalah hal yang pertama kali dialaminya selama hidup. Ketika sadar diri, ternyata Shinta sudah berada di Rumah Sakit.karena dibawa oleh teman teman sekantornya. Menurut dokter, berdasarkan hasil ct scan dan MRI, di kepalanya ada tumbuh tumor ganas……
Tentu saja Shinta sangat shock , Ada dua hal yang sangat menekan perasaannya. Pertama adalah penyakitnya yang menurut dokter cukup serius. Kedua ,bagaimana caranya ia memberi tahukan pada Rahmat. Apakah ia perlu menceritakan atau mendiamkan saja. ?Dalam bingungnya, maka Shinta mengirim email dan bertanya pada saya:” Opa.apa yang harus Shinta lakukan?”
Memberi Nasihat itu Terkadang Sangat Sulit
Kalau sekedar memberi nasihat dan motivasi ,agar orang berhenti merokok.Atau menyarankan agar jangan pindah kerja,bagi saya dapat dilakukan tanpa beban. Namun ketika menyangkut kehidupan orang lain, sungguh tidaklah mudah memberikan nasihat