Jangan Biarkan Kekecewaaan Membunuh Kita
Siapakah di dunia ini yang tidak pernah merasakan sakitnya rasa kekecewaan? Semua orang waras pasti pernah merasakannya. Penyebabnya dapat berasal dari berbagai hal. Mulai dari hal hal sepele hingga masalah yang menyangkut kehidupan pribadi kita.
Mengapa Orang Bisa Kecewa?
Karena apa yang terjadi, ternyata bukan hanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi terlebih justru yang terjadi adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan keinginan hati atau harapan yang ada dalam lubuk hati kita yang terdalam.
Kekecewaan bisa terjadi terhadap:
- Diri sendiri, karena merasa tidak mampu memperbaiki nasib keluarga
- Terhadap orang lain, karena dianggap tidak menghargai kerja keras dan usaha kita
- Terhadap orang yang sudah dianggap keluarga sendiri, namun asas timbal balik tidak terjadi
- Berkali-kali menolong orang, tapi justru di saat butuh pertolongan, ternyata tidak ada yang menolong
- Orang yang tadinya sangat meyakinkan kita, ternyata hanya membohongi
- Orang yang disayangi, ternyata mengkhianati
Kekecewaan yang Berlarut Dapat Akibatkan Orang Bunuh Diri
Akibat kekecewaan yang berlarut-larut, dapat menyebabkan orang menjadi stress dan depresi. Yang secara langsung mengimbas pada kesehatan fisik. Dimulai dari pikiran yang kusut, hati yang bergalau dan jiwa yang gelisah. Susah tidur dan selalu bermimpi buruk. Menjadi labil. Emosional dan gampang meledak ledak.
Akibatnya dapat memojokkan orang untuk bunuh diri. Karena merasa sakit hati yang mendalam dan merasa tidak ada lagi orang di dunia ini yang dapat dipercayai. Karena orang-orang yang selama ini disayangi dan sudah dianggap sebagai keluarga sendiri, justru telah menghianati dirinya.
Banyak contoh yang terjadi di sekeliling kita. Salah satu kerabat kami, karena sangat kecewa menengok kelakuan anak bungsu yang paling disayanginya, nekad minum racun serangga. Tidak langsung tewas, tapi menderita berbulan-bulan karena terjadi kerusakan pada jaringan otot dalam tubuh, akhirnya dalam kondisi nestapa meninggal dunia.
Satu lagi. Kongsi dagang dengan sahabat baik. Bikin rumah makan. Ia punya modal dan keahlian memasak, sedangkan sahabatnya ikut andil berupa fasilitas rumah. Yang dijadikan rumah makan. Sukses luar biasa. Tapi di puncak kesuksesannya,”sahabat baiknya” cari gara-gara dan pecah kongsi. Dan ia tidak diijinkan lagi menempati rumah makan yang dibangun dengan susah payah. Stress dan depresi, serta tidak sampai 2 bulan kemudian meninggal dunia dalam usia 43 tahun.
Memahami bahwa Kekecewaaan Adalah Bagian dari Perjalanan Hidup