(cafe dan restaurant HALAL /tjiptadinata effendi)
Restoran Halal di Panorama – NSW
Tanpa bermaksud menghubung hubungkan dengan agama tertentu,apalagi mencampur adukkannya dengan masalah politik yang sama sekali saya tidak mengerti. Tulisan ini, hanya menunjukkan bahwa keberadaan Café Halal di lokasi sangat strategis di pinggiran kota Wollongong,cukup menarik perhatian .
(pemandangan di panorama)
Apakah Spanduk ini, han ya sekedar promosi dagang? Rasanya di Australia tidak segampang itu , orang berani menuliskan sesuatu yang bersifat promosi,namun tidak sesuai dengan kenyataannya . Karena aturan disini ,sungguh sungguh diterapkan tanpa tebang pilih. Kalau memang terbukti terjadi pembohongan publik,bukan hanya yang memasang merk atau spanduk saja, yang akan di bui , tapi kemungkinan besar restorannya juga bakalan ditutup.
Apakah pemiliknya baru diganti? Karena tahun lalu ,sewaktu saya mengajak teman teman kami yang datang dari Brunei untuk makan siang disini, belum ada Spanduk yang berukuran cukup mencolok, yang ditempatkan didepan pintu masuk ,dengan tulisan :” Café Halal”. Namun tentunya hal tersebut bukanlah urusan saya. Satu hal yang menurut saya, adanya Café Halal ini.sekali lagi membuktikan, bahwa stigma negative yang selama ini sempat berembus,tidaklah benar. Karena ternyata ,ada ruang gerak dan penghargaan bagi warga yang beragama islam. Saksinya adalah Café Halal ini.
Pernah Dalam Acara Resmi Semua Masakan Dinyatakan HALALHal ini sesungguhnya bukanlah merupakan yang pertama kalinya,karena tahun lalu, dalam acara resmi peyerahan award untuk para siswa yang berprestasi ,yang diselenggarakan di aula salah satu universitas di kota Wollongong, semua masakan ,dinyatakan Halal
Padahal jelas, warga Australia mayoritas statusnya beragama Kristen/Katolik dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaannya, bukan beragama Islam,yakni Hon Adrian Piccoli MP..Pada waktu itu, kami hadir disana, karena cucu kami Allan,adalah salah satu penerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Hal hal seperti ini, agaknya merupakan salah satu ujud toleransi beragama, tanpa gembar gembor. Karena tidak di publikasikan di koran koran dan juga tidak diberitakan di medsos. Termasuk keberadaan Café Halal di Panorama ini.
]
Kami singgah disini ,bersama Kompasianers Rudy Geron dan Istri Abie.karena suami istri Kompasianers ini beragama Islam, maka restoran Halal ini,tentu merupakan sebuah pilihan terbaik.Semoga contoh hidup damai dalam keberagaman,tanpa perlu gembar gembor ini, setidaknya dapat menjadi masukan bagi orang banyak.Untuk dapat membuka mata hati dan pikiran, bahwa hidup damai dalam perbedaaan ,adalah cita cita luhur bagi seluruh umat manusia. Apapun suku bangsa ,budaya dan agama yang diimaninya. Bahkan hal ini dapat menjadi tolok ukur harga diri dan harkat ,serta kepribadian sebuah bangsa.
Panorama,, 13 Februari, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya