[caption caption="Foto: Tjiptadinata Effendi"][/caption]Kalau di Kota Padang, ada batu :”malin Kundang “ yang sudah melegenda dan dikenal diseluruh Nusantara. Bahkan sudah tersebar ke mancanegara. Batu yang berujud manusia lagi sholat ,sesungguhnya, semakin melegistimasi kehadiran legedna tentang anak durhaka ini. Namun sayang sekali ,tahun lalu kami berkunjung kesana, masih belum tampak perhatian dari pemerintah untuk sungguh sungguh :”menjual” legenda ini, sebagai salah satu andalan wisata di Sumatera Barat.
Menurut informasi yang dapat dibaca disana, lokasi ini dikunjungi oleh lebih dari 600.000 orang setiap tahunnya. Bukan hanya dari turis domestic,tetapi juga dari wisatawan mancanegara.Begitu banyaknya pengunjung yang datang untuk menengok :” air terkurung “ ini,merupakan masukan dana yang tidak sedikit bagi pemerintah daerah setempat. Sehingga tidak mengherankan bila disekitar lokasi,banyak hotel dan café ,serta restoran yang bertebaran dimana mana.
Untuk menunjang keberadaan kedua Blowhole ini,pemerintah setempat menyediakan lahan parki yang sangat luas. Dan dapat digunakan secara gratis ,sepanjang hari. Bahkan sebagian dari para nmakanan dan minuman yang dibawa dari rumah masing masing.
Ada mercu suar yang menjulang ditempat ketinggian ,dimana pada dindingnya tertulis:” 100 Years Anzac Day. Para pengunjung, dapat memilih lokasi yang sesuai dengan selera. Menengok pemandangan laut yang indah atau duduk duduk disekitar mercu suar,atau melangkah untuk menuruni anak tangga menuju ke pinggir jurang, dimana Blowhole berada