Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Itu Jangan Seperti Petasan

6 Februari 2016   11:41 Diperbarui: 6 Februari 2016   12:17 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah adalah petanda hidup."No problem, means life is ended" Bila sudah tidak ada lagi masalah, berarti kehidupan kita sudah selesai di dunia ini. Maka ketika masalah tiba, jangan menghindar. Hadapilah bersama-sama, karena dengan salng mendukung, maka segala beban, akan terasa ringan.

Pecahkanlah masalahnya antara suami dan istri saja dan hindari teman istri maupun teman suami masuk terlalu jauh dalam kehidiupan berkeluarga, karena berpotensi terjadinya petaka.

Suami digaet oleh teman sendiri atau sebaliknya istri digaet sahabat suami. Jangan lupa, terjadinya perselingkuhan, bukan karena pelakunya sejak awal memiliki niat untuk berselingkuh, melainkan karena kesempatan yang ”ditawarkan” kepada mereka.

Berhati-hati dan mawas diri sejak dini adalah jalan terbaik, agar jangan sampai terjadi penyesalan di belakang hari. Setiap orang harus menempuh ujian hidup masing-masing. Jangan  percayakan hidup dan masa depan kita kepada siapapun, kecuali pada pasangan hidup kita.

Bila orang yang hidupnya masih morat-marit dan bercerita bagaimana meraih sukses, tentu orang menjadi risih mendengarkannya. Atau bila seseorang yang baru mulai menulis, terus berceramah, bagaimana menulis yang baik dan benar. Termasuk bila orang yang angkuh, bercerita bagaimana seharusnya rendah hati.

Nah, hal yang memberanikan saya untuk menulis artikel ini adalah karena kami berdua, sudah berhasil lulus dalam ujian hidup berkeluarga selama 51 tahun. Karena itu tuilisan ini,  tidak merujuk pada tulisan siapapun,melainkan dipungut dari cuplikan perjalanan hidup kami yang pernah mengalami badai dan gelombang.

Dan kami  bersyukur, bahtera rumah tangga kami selamat dalam perjalanan selama 51 tahun dan semoga hingga akhir hayat kami.

Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya untuk dipetik hikmahnya.

6 Februari, 2016

Tjiptadinta Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun