Masalah adalah petanda hidup."No problem, means life is ended" Bila sudah tidak ada lagi masalah, berarti kehidupan kita sudah selesai di dunia ini. Maka ketika masalah tiba, jangan menghindar. Hadapilah bersama-sama, karena dengan salng mendukung, maka segala beban, akan terasa ringan.
Pecahkanlah masalahnya antara suami dan istri saja dan hindari teman istri maupun teman suami masuk terlalu jauh dalam kehidiupan berkeluarga, karena berpotensi terjadinya petaka.
Suami digaet oleh teman sendiri atau sebaliknya istri digaet sahabat suami. Jangan lupa, terjadinya perselingkuhan, bukan karena pelakunya sejak awal memiliki niat untuk berselingkuh, melainkan karena kesempatan yang ”ditawarkan” kepada mereka.
Berhati-hati dan mawas diri sejak dini adalah jalan terbaik, agar jangan sampai terjadi penyesalan di belakang hari. Setiap orang harus menempuh ujian hidup masing-masing. Jangan percayakan hidup dan masa depan kita kepada siapapun, kecuali pada pasangan hidup kita.
Bila orang yang hidupnya masih morat-marit dan bercerita bagaimana meraih sukses, tentu orang menjadi risih mendengarkannya. Atau bila seseorang yang baru mulai menulis, terus berceramah, bagaimana menulis yang baik dan benar. Termasuk bila orang yang angkuh, bercerita bagaimana seharusnya rendah hati.
Nah, hal yang memberanikan saya untuk menulis artikel ini adalah karena kami berdua, sudah berhasil lulus dalam ujian hidup berkeluarga selama 51 tahun. Karena itu tuilisan ini, tidak merujuk pada tulisan siapapun,melainkan dipungut dari cuplikan perjalanan hidup kami yang pernah mengalami badai dan gelombang.
Dan kami bersyukur, bahtera rumah tangga kami selamat dalam perjalanan selama 51 tahun dan semoga hingga akhir hayat kami.
Semoga tulisan kecil ini ada manfaatnya untuk dipetik hikmahnya.
6 Februari, 2016
Tjiptadinta Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H