Bus yang kami tumpangi bersama 42 orang penumpang lainnya, siang tadi berjalan santai dari Joondalup train stasiun, menuju ke salah satu restoran di pinggiran kota, untuk hadiri acara makan bersama. Persis di bengkolan menuju ke jalan raya James Street, Pengemudi tiba tiba membanting stir. Sebelum kami sadar apa yang telah terjadi, bus yang khusus membawa para senior citizen untuk makan siang bersama ini,dengan bunyi yang sangat keras menghantam pembatas jalan. Badan bus bergoyang keras dan miring. Para penumpang ,khususnya wanita menyerit histeris.
Ada yang dua orang penumpang pria mencoba turun, tapi begitu mereka berdiri,badan bis semakin bergoyang dan miring,Pengemudi bis yang adalah seorang wanita, berteriak :” Don’t move!” Keep calm”
Tampaknya sebelah roda depan naik keatas tembok pembatas ,sedangkan yang sebelah kanan mengantung, Saya tengok istri saya yang duduk disamping saya, persis disamping jendela kaca bis…Saya tidak mau mengandai andai. Saya peluk istri saya kuat kuat. Tapi Lina tampak santai saja dan sama sekali tidak panic. Dalam kondisi begini, satu satunya yang dapat saya lakukan adalah berdoa. “Ya Tuhan .selamatkanlah kami semuanya. Amin”
Dengan posisi sebelah roda kiri berada diatas batu pembatas jalan dan hanya menyangkut di garden bis, tampak Pengemudi jadi serba salah,,Mau maju berarti sebelah roda lagi harus memanjat tembok dan resiko,kemungkinan besa bis akan terbalik Saya memperhatikan , Pengemudi sesaat berdiam diri ,untuk memikirkan jalan mana yang terbaik, diambilnya.
Hanya selang beberapa detik, semuanya diam ,menahan nafas dan tiba tiba kembali badan bis terhempas keras dan menimbulkan bunyi beradunya benda keras. Rupanya hand brake dan rem kaki, tidak mampu menahan beban, badan bus yang sekian ton ,ditambah dengan berat penumpang yang berjumlah total 45 orang, maka roda kiri yang bertengger diatas batu pembatas jalan tadi, anjlok dan terhempas.
Kembali beberapa jeritan histeris dan kemudian diam. Kami selamat. Memanjatkan rasa syukur yang mendalam Walaupun hanya berlangsung beberapa puluh detik,namun ,telepas dari bahaya , sungguh menghadirkan rasa syukur yang tak habis habisnya dalam hati
Bis Melanjutkan Perjalanan Sampai ke Tujuan
Walaupun bis mengeluarkan suara tidak nyaman, seperti ada yang bergesek, tapi perjalanan tetap dilanjutkan, kendati berlari lambat lambat. Sepanjang perjalanan, saya menengok ke alam sekitarnya ,seakan berpuluh kali tampak lebih indah dari pada biasanya. Seakan baru saja terjaga dari mimpi buruk.
Akhirnya bis yang membawa kami,tiba dengan selamat di laman restoran Carver, tepatnya disamping Crown Hotel.
Namun dibelakang bis, sudah menyusul kendaraan patroli Polisi. Kemungkinan besar, salah satu dari penumpang, menelpon polisi, karena merasa Pengemudi kurang hati hati dan dapat membahayakan para penumpang.Begitu penumpang selesai turun, dua Polisi tampak mendatangi wanita Pengemudi bis yang kami tumpangi tadi.
Saya tidak ikuti perkembangannya, Karena itu adalah urusan tugas Polisi, Yang jelas ,kami sudah selamat sampai di tujuan.
Joondalup, 22 Januari 2016
Tjitadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H