Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat HUT ke 51 Pak Pepih Nugraha

10 Desember 2015   17:22 Diperbarui: 10 Desember 2015   18:38 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Ultah Ke 51 Pak Pepih Nugraha

Besok tanggal 11 Desember, 2015 merupakah hari jadi orang nomor satu di Kompasiana ini. Ultah ke 51 ini ,tidak kepalang tanggung ,akan dirayakan secara besar besaran di acara Kompasianival di Gandaria City Mall. .

Tanggal 11 masih 6 jam lagi,koq tulisan ini sudah dipostingkan? Pasti bukan karena mau rebutan ambil hati pak Pepih Nugraha, karena sudah ada yang memiliki hatinya, yakni istri tercinta beliau.

Alasannya adalah karena subuh ini, kami berangkat ke Kualalumpur. . Berarti besok siang baru tiba di sana. Nah,mumpung di Bandara Macau International Airport ada free wife unlimited,maka tentu saya tidak ingin menyia nyiakan peluang ini.

Apalagi mengingat di apartement kami, signal internet ,sangat lemah, Karena kami di lantai 27 dan berada di antara apartement dengan ketinggian 57 tingkat. Nah,kesempatan yang ada tidak beleh dibiarkan berlalu begitu saja,

Tahun Lalu Kami Sempat Berkunjung Ke Kantor Kompasiana

Tahun lalu, 11 Desember,2014 ,bertepatan dengan hari ulang tahun Pak Pepih Nugraha, kami sempat ikut merayakan Ultahnya di Kantor Kompasiana. Namun kini, kemungkinan malam hari ,kami baru akan tiba di Jakarta. Apalagi mengingat kesibukan yang luar biasa bagi seluruh Admin Kompasiana ,tentu tidak bijak, kalau malam malam berkunjung kesana.

Ada sesuatu yang membuat saya lama terpana, yakni membaca kata sambutan Pepih Nugraha di buku :”Sehangat Matahari Pagi”. Dimana dituliskan :”Sebagai sahabat,, saya berharap Pak Tjiptadinata selalu bersama di Kompasiana” (tidak persis kata demi kata). Kalau sekedar ucapan basa basi, mungkin bisa saja setiap orang mengeluarkan komentar seperti ini. Namun kalau sudah menuliskannya, apalagi dalam sebuah buku yang dibaca orang banyak, sungguh dibutuhkan kerendahan hati yang mendalam.

Pria Yang Hidup Melawan Arus

Membaca kisah tentang awalnya Kompasiana terlahir, dijadikan olok olokan oleh internal perusahan, ternyata tidak menyebabkan Pepih Nugraha menjadi ciut nyali, Malahan dijadikannya sebagai cambuk ,untuk membuktikan bahwa kelak Kompasiana,dimana kita semuanya bergab ung ,akan menjadi komunitas yang diperhitungkan.

Dan perjuangan gigih dan menahan berbagai rasa pahit dan getir,ternyata tidaklah sia sia. Kini Kompasiana bukan lagi :”Pepihsiana” ,melainkan komunitas yang sudah diperhitingkan . Bahkan Presiden R.I. akan membuka acara akbar Kompasaianival ini,.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun