Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana Lebih Berbahaya : "Ular atau Manusia?"

29 November 2015   09:48 Diperbarui: 29 November 2015   11:37 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan beberapa jenis ular, sudah hampir punah, karena dimangsa terus oleh makluk yang paling mulia dimuka bumi,yakni yang namanya : manusia

Mengapa Membahas Tentang Ular?

Mengapa saya tertarik membahas tentang ular? Yang sekali gigitan berbisanya dapat menghantarkan orang kepada hidup abadi?

Tentu ada sejarahnya…..

Rumah orang tua saya pada waktu itu berlokasi di Pulau Karam, masih penuh dengan semak dan hutan hutan kecil. Lebih mirip rimba daripada pemukiman, makanya ular bisa ditemukan di dapur, di kamar mandi, dikandang ayam bahkan dikolong tempat tidur. Kami sudah biasa hidup dalam suasana ini, sehingga menengok ular, tidak histeris. Kami juga tidak membunuh ular tersebut, hanya mengangkat dengan kayu dan melepaskannya kembali kesemak semak.

Bahkan pernah suatu waktu ibunda saya (alm) melihat ada :” ikat pinggang” tergeletak di lantai dapur. Nah karena pada waktu itu sama sekali tidak ada listrik dirumah kami, maka hanya mengandalkan cahaya lampu togok yang remang remang, ibu saya  memungut benda yang dikira ikat pinggang tersebut. Ternyata:” ikat pinggangnya “bergerak-gerak, karena ternyata seekor ular, langsung dilepaskan oleh ibunda saya dan syukur tidak digigit.

Beranjak Dewasa, Tiba-tiba Saya Dapat Mendeteksi Keberadaan Ular

Entah sejak kapan dimulainya, saya sendiri tidak menyadarai, bahwa ternyata  saya memiliki semacam :” indra keenam”. Dalam jarak 200 meter, saya bisa tahu dimana ularnya berada. Misalnya : dipohon, disemak atau dalam lubang. Saya sendiri heran, sejak kapan saya bisa mendeteks keberadaan ular ular ini. Mungkin karena pengalaman hidup bertahun tahun di lokasi yang penuh semak belukar dan banyak ularnya.

Namun karena tidak mengganggu, maka saya abaikan saja. Tapi walaupun  saya sudah berusaha untuk melupakan kemampuan ini, kelak ketika kami sedang berwisata di pantai, ternyata “kemampuan “ ini tidak hilang. Seakan saya dapat melihat dengan nyata, ada dua ekor ular yang sedang berada di semak semak. Untuk memastikan,bahwa hal ini bukan  halusinasi, saya sengaja mendatangi lokasi tersebut bersama istri. Ternyata benar, persis di lokasi yang saya bayangkan, ada dua ekor ular yang sedang bermain. Saya tidak mengganggu mereka dan langsung pergi.

Ketakutan yang Berlebihan

Ketakutan berlebihan terhadap ular, sesungguhnya dapat diatasi dengan memahami sifat sifat ular. Bahwa ular sesungguhnya tidak pemangsa manusia, malahan justru manusia yang memangsa ular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun