Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Terjebak

28 November 2015   07:33 Diperbarui: 28 November 2015   09:32 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang menginggatkan kita bahwa kasih itu hendaknya jangan pura pura. Mengingatkan kita, bahwa segala hal di dunia ini butuh uang, tapi tidak dalam segala hal kita perhitungkan dengan uang. Misalnya  dalam persahabatan dan kekeluargaan yang tulus, orang tidak menghitung untung rugi sebuah pemberian. Bahkan seharusnya ,dengan memberi,maka akan menghadrikan kebahagiaan tersendiri  ,bahwa setidaknya, kita sudah mampu menyenangkan hati sahabat sahabat dan keluarga kita

Motivator Yang Perlu Dihindarkan:

Jangan dengarkan “Motivator” yang bercerita tentang cara meraih sukses dalam hidup,padahal hidupnya sendiri morat marit

Jauhi motivator yang bercertia tentang cinta kasih dalam keluarga, padahal dalam hidupnya, istri dan anak anaknya jadi bulan bulanan pukulannya.

Abaikanlah atau tutuplah telinga ,bila ada motivator yang mengajarkan tentang bagaimana hidup berbagi , padahal keluarganya terbaring sakit berbulan bulan ,tak pernah ditengoknya.

Abaikan dan jauhi, orang yang berkotbah tentang persahabatan yang tulus, bila dalam hidupnya memilih teman yang mungkin dapat menguntungkannya ,secara finansial

Abaikan dan jangan pernah mendengarkan orang yang berpidato tentang cinta tanah air, tentang bagaimana seharusnya  membuktikan jiwa nasional ,namun dalam hidupnya ,,memperkaya dirinya sendiri, dengan menghalalkan segala cara.

Tutuplah telinga kita, bila ada orang yang berkotbah tentang kasih terhadap sesama dan bagaimana hidup rukun damai dalam keberagaman, bila dalam hidupnya ..membiarkan pembantunya makan dilantai dapurnya . Serta dalam prilakunya senantiasa membedakan orang berdasarkan kaya miskin dan status sosialnya.

Artikel ini ditulsi di pesawat,yang menerbangkan kami menuju Surabaya

Semoga tulisan ini,dapat menjadi :”wisdom on the air” ,bagi orang banyak.

28 November,2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun