Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berkunjung ke Gereja Kuno Briatico, Italia Selatan

25 Agustus 2015   08:50 Diperbarui: 25 Agustus 2015   09:26 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Berkunjung Ke Gereja Kuno di Briatico – Italia Selatan

Beda dengan gereja di Indonesia, yang hanya buka, bila ada acara ,.Ternyata disini gereja yang dibangun sejak awal abad ke 19 ini,buka terus, tanpa ada yang jaga.

Di Italia,semua yang berbau kuno, dilindungi dan dirawat dengan sangat baik.Bahkan bekas reruntuhan kastil yang hanya tinggal beberapa bagian saja, masih dijaga dengan baik. Maka tidak salah bila gereja kuno ini ,tampak gagah dan keren.Disalah satu ornament yang lekat di dinding, tertulis :” didirikan pada tahun 1912”

Tidak ada orang dalam gereja. Kami melangkah masuk dengan hikmat, sebagaimana saya juga lakukan bila masuk kedalam Masjid dan Wihara atau Kuil,yakni menghormati tempat ibadah.Dari jauh tampak ada barisan lilin.tapi belum ada satupun yang menyala.Saya duduk dibangku paling belakang.Atau tepatnya persis bangku pertama setelah masuk melewati pintu gereja yang terbuka lebar..

Sejak dari dinding bagian luar,hingga masuk kedalam,bahkan ketika memandang kelangit langit gedung, semua penuh dengan ukiran dan lukisan kuno. Hanya disana sini,ada plesteran semen, yang tampak dipoleskan pada bagian yang pecah. Selain itu semua tampak utuh.

Lilin yang Menyala Tapi Tak Meleleh

Sedang mata saya melirik kesana kemari, mencari korek api,karena bermaksud mau menyalakan lilin yang ada didepan altar, tiba tiba adik kami Margaretha ,membuka dompetnya dan mengambil sesuatu, kemudian memasukkan kedalam kotak yang ada disana. ..dan sebuah lilin yang ada di depan altar menyala, Sehingga ruang gereja yang tadinya gelap,kini sudah mulai terang .

Saya diberikan juga koin,agar dapat mempraktekkan sendiri. Bagaikan orang kampung masuk kekota, dengan agak bengong saya melangkah dan mencari lubang untuk memasukkan koin tersebut, Dan sesaat kemudian 3 buah koin saya cemplungkan ,,kini ada empat buah lilin yang menyala. Kami berdoa sesaat untuk mengucap syukur,bahwa selama perjalanan ,kami senantiasa dalam lindungan Tuhan.

Sekitar 30 menit kemudian, lilin padam dan kamipun melangkah keluar. Hanya kisah kecil,tapi setidaknya telah memberikan saya sebuah pemahaman baru, bahwa untuk menyalakan sebatang lilin tak perlu korek api, tapi cukup koin 50 cen. Dan kalau lilin biasa ,selama setengah jam sudah meleleh habis, ternyata lilin lilin disini ,tak bergeming dimakan nyala nya, karena semuanya terbuat dari elektronik.

Bagi saya,hal hal kecil seperti ini, selalu saya rekam dalam memory ,agar jangan hanya terpaku dalam satu sisi , Karena kalau saya bersikukuh mencari korek api dalam gereja tadi,nggak bakalan saya dapatkan. Ternyata lilin lilin yang ada disana,yang dari kejauhan tampak persis lilin biasa,,adalah lilin elektronik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun