Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Hidup yang Terlalu Nyaman, Bikin Saya Lupa Diri

15 Mei 2015   09:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14316575391152874941



Hidup Yang Terlalu Nyaman, BikinSaya Lupa Diri

Ketika hidup masih morat marit.mendapatkan rejeki sekecil apapun, akan sangat disyukuri. Dalam keadaan melarat, melihat anak tetangga menangiskelaparan, maka sayamenjadi tidak tegaan dan dengan ikhlas membagi makanan yang tadinya mau dimakan.

Dikasih apel satu buah saja, bukan main rasanya senang,apalagi ketika ada yang berbaikhati ,memberikan sepotong rotidilapis keju,serasa mendapatkan makanan dari surga. Ketika membongkar seluruh laci di lemari ,mencari mungkin ada recehan yang masih tersisa, ee ternyata ada terselip uang 5 rupiah di dalam lipatan buku. Serasa mendapat lottery rasanya.

Hidup Berubah, Rasa Syukur Memudar

Berkat kerja keras dan tak pernah menyerah,serta berdoa pagi,siang dan malam.selangkah demi selangkah hidup mulai berubah.Namun tanpa saya sadari, ada sesuatu yang berubah dalam diri. Buah apel ? Roti keju? Sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang menarik bagi saya.Bahkan tidak jarang,buahan tergeletak disudut meja makan,tanpa disentuh, karena ada begitu banyak makanan lainnya.

Kalau dulu, jam berapa saja,, saya dengan ikhlas bangun ,bila ada teman dan kerabat yang sakit, saya pasti akan datang berkunjung, kendati sesungguhnya saya harus meninggalkan pekerjaaan. Namun kini kalau ada sahabat atau kerabat yang sakit, saya merasa sudah cukup dengan mengirimkan bunga dan sebuah kartu ,dengan ucapan :” Semoga Cepat Sembuh”

Mengapa? Karena sebagai pengusaha, saya sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk berkunjung sana sini. Sebagai pengusaha, maka semboyan saya adalah :” time is money”

Jatuh Sakit, Sekarat dan Kembali ke Jati Diri

Ternyata hidup tidak selalu mulus. Tidak semua terjadi menurut rancangan kita. Karena rancangan kita,bukan rencana Tuhan. Saya jatuh sakit berat ,mengalami komplikasi, sehingga harus dilarikan dirumah sakit Singapore. Disini saya dioperasi.Ruang VIP full booking,sehingga saya menginap di kelas I.Istri tidak boleh menemani.

Entah berapa lama saya tak sadar diri ,setelah operasi di Rumah Sakit Mount Elisabeth,saya sungguh tidak tahu. Hanya saja, ketika tersadar, saya merasakan seluruh tubuh sangat lemah. Perlahan lahan, saya baru sadar bahwa saya berada dirumah sakit. Mata saya nanar menatap sekeliling, Tak tampak istri saya disana. Hanya ada temaram lampu tidur yang menciptakan keremangan dalam ruangan.

Ada rasa haus yang amat sangat, Tangan saya berusaha untuk mengapai tombol bel.Namun tak kuasa sama sekali. Hanya terangkat beberapa cm. dan kemudian tangan saya kembali terhenyak ditempat tidur. Berkali kali saya mencoba, namun selalu gagal.

Ditolong oleh seseorang

Dalam keremangan dan kegamangan diri, tiba tiba ada sosok bayangan yang mendekat .Suara seorang wanita.:”Excuse me , may I help you Sir?”

Saya membuka mulut dan ingin berbicara, namun tak ada suara yang keluar. Lalu saya tunjukan mulut saya dengan gerakan minta minum. Si wanita mengambil sendok kecil dari lagi dan memberikan saya air sesendok demi sesendok .

Tanpa sadar ,mata saya basah. Orang yang sama sekali tidak saya kenal, ditengah malam begini, mau memperhatikan dan membantu saya. Setetes air yang sangat berari berarti bagi saya.

Keesokan harinya

Keesokan harinya, tenaga saya sudah mulai pulih dan sudah bisa berbicara. Ternyata wanita yang menoloing saya tadi malam,adalah “tetangga” saya di kamar rumah sakit tersebut. Suaminya juga di operasi ,karena kanker otak.

Ketika istri saya tiba untuk menengok ,saya ceritakan bagaimana saya ditolong . Istri saya mendatangitempat disamping saya dan mengucapkan terima kasih.

Penderitaan itu Sudah Membuat saya sadar diri

Peristiwa kecil itu ternyata mampu menyadarkansaya, bahwa hidup itu menjadi indah ,bila kita bisa saling memperdulikan.Sejak saat itu ,saya menemukan kembali jati diri saya.

Hidup yang terlalu nyaman,bisa membuat orang mabuk,yakni mabuk kesuksesan . Yang namanya mabuk, walaupun berbeda penyebabnya, tetap saja menyebabkan orang lupa diri.

Semoga pengalaman pribadi ini, ada manfaatnya untuk dibaca

Di kereta api, 15 Mei,2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun