Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Survei Membuktikan!

10 Mei 2015   05:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14312095581901851786

[caption id="attachment_382802" align="aligncenter" width="700" caption="ilustrasi: abc.news"][/caption]

Survei Membuktikan !

Gonjang ganjing tentang pelaksanaan eksekusi terpidana duo Bali Nine, diikuti dengan protes keras dan pemanggilan Duta Besar Australia ,serta sempat beredar di jejaring sosial suara untuk boikot Indonesia.Mendorong Lembaga Lowy Institute yang berbasis di Sydney melakukan survey via telepon ,terhadap lebih dari 3.500 warga Australia.

Yang dimintai pendapat masalah hubungan diplomatik antara Australia dengan Indonesia, terutama setelah pemerintah Indonesia mengeksekusi dua warga Australia yang terlibat dalam upaya penyelundupan narkoba dari Indonesia ke Australia.

Hasil survey membuktikan bahwa:

76 persen juga menyatakan eksekusi mati yang dijatuhkan kepada warga Australia tidak akan berpengaruh bagi perusahaan Australia untuk tetap melakukan bisnis dengan Indonesia

71 persen menyatakan eksekusi tidak akan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli barang-barang Indonesia

63 persen dari responden mengatakan keputusan eksekusi tidak akan memberikan perbedaan bagi mereka untuk tetap berpergian ke Bali atau ke Indonesia..

eksekusi mati akan memiliki dampak kecil bagi warga Australia yang hendak berpergian atau melakukan bisnis dengan Indonesia.

responden memilih agar pemerintah Australia menanggapi hubungan diplomatik yang lebih terkendali dengan Indonesia.

pandangan kebanyakan responden adalah bahwa hubungan diplomatik dengan Indonesia sebaiknya ditangguhkan hanya sementara saja.

Dr Michael Fullilove, Direktur Eksekutif Lowy Institute dalam pernyataannya:

"Terlepas dari kecaman keras untuk eksekusi mati bagi penyelundup obat-obatan, sepertinya warga Australia menganggap perlu hati-hati dalam mengambil tindakan terhadap Indonesia sebagai respon eksekusi Myuran Sukumaran dan Andrew Chan," (sumber berita: abc.news/australianplus)

Hasil ini seolah menjadi cerminan bahwa Australia masih tetap menolak segala jenis hukuman mati. Hanya 25 persen responden yang menyatakan sebaiknya para terpidana kasus narkoba dihukum mati.Sementara itu, 51 persen responden menganggap pemerintah Australia harus berperan lebih banyak agar mendorong penghapusan hukuman mati di seluruh dunia.

Catatan penulis:

Survei ini membuktikan bahwa warga Australia secara umum .cukup dewasa untuk tidak serta merta mengikuti keputusan emosional yang dilakukan oleh pemerintah Tony Abbott . Mereka menolak hukuman mati, tetapi tidak berarti memutuskan hubungan dengan Indonesia,baik dalam rangka liburan,maupun berbisnis. Hal ini terlihat nyata dalam kehidupan sehari harian, tak tampak ada perubahan sikap apapun terhadap warga Indonesia yang bermukim di negeri Kanguru.

( See more at: http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-05-08/lebih-banyak-warga-australia-memilih-tidak-memboikot-indonesia)

Mother’s Day, 10 May, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun