[caption id="attachment_382802" align="aligncenter" width="700" caption="ilustrasi: abc.news"][/caption]
Survei Membuktikan !
Gonjang ganjing tentang pelaksanaan eksekusi terpidana duo Bali Nine, diikuti dengan protes keras dan pemanggilan Duta Besar Australia ,serta sempat beredar di jejaring sosial suara untuk boikot Indonesia.Mendorong Lembaga Lowy Institute yang berbasis di Sydney melakukan survey via telepon ,terhadap lebih dari 3.500 warga Australia.
Yang dimintai pendapat masalah hubungan diplomatik antara Australia dengan Indonesia, terutama setelah pemerintah Indonesia mengeksekusi dua warga Australia yang terlibat dalam upaya penyelundupan narkoba dari Indonesia ke Australia.
Hasil survey membuktikan bahwa:
76 persen juga menyatakan eksekusi mati yang dijatuhkan kepada warga Australia tidak akan berpengaruh bagi perusahaan Australia untuk tetap melakukan bisnis dengan Indonesia
71 persen menyatakan eksekusi tidak akan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli barang-barang Indonesia
63 persen dari responden mengatakan keputusan eksekusi tidak akan memberikan perbedaan bagi mereka untuk tetap berpergian ke Bali atau ke Indonesia..
eksekusi mati akan memiliki dampak kecil bagi warga Australia yang hendak berpergian atau melakukan bisnis dengan Indonesia.
responden memilih agar pemerintah Australia menanggapi hubungan diplomatik yang lebih terkendali dengan Indonesia.
pandangan kebanyakan responden adalah bahwa hubungan diplomatik dengan Indonesia sebaiknya ditangguhkan hanya sementara saja.
Dr Michael Fullilove, Direktur Eksekutif Lowy Institute dalam pernyataannya:
"Terlepas dari kecaman keras untuk eksekusi mati bagi penyelundup obat-obatan, sepertinya warga Australia menganggap perlu hati-hati dalam mengambil tindakan terhadap Indonesia sebagai respon eksekusi Myuran Sukumaran dan Andrew Chan," (sumber berita: abc.news/australianplus)
Hasil ini seolah menjadi cerminan bahwa Australia masih tetap menolak segala jenis hukuman mati. Hanya 25 persen responden yang menyatakan sebaiknya para terpidana kasus narkoba dihukum mati.Sementara itu, 51 persen responden menganggap pemerintah Australia harus berperan lebih banyak agar mendorong penghapusan hukuman mati di seluruh dunia.
Catatan penulis:
Survei ini membuktikan bahwa warga Australia secara umum .cukup dewasa untuk tidak serta merta mengikuti keputusan emosional yang dilakukan oleh pemerintah Tony Abbott . Mereka menolak hukuman mati, tetapi tidak berarti memutuskan hubungan dengan Indonesia,baik dalam rangka liburan,maupun berbisnis. Hal ini terlihat nyata dalam kehidupan sehari harian, tak tampak ada perubahan sikap apapun terhadap warga Indonesia yang bermukim di negeri Kanguru.
( See more at: http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-05-08/lebih-banyak-warga-australia-memilih-tidak-memboikot-indonesia)
Mother’s Day, 10 May, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H