Sultan Hamengkubuwono X Dalam PandanganSaya (sebagai orang luar)
Sebagai orangyang lahir dan dibesarkandi kota Padang, jelas saya sama sekali tidak mengertiakan adat istiadat Kraton manapun. Apalagi yang ada hubungannya dengan adat istiadat yang berlaku dalam tatanan kesultanan Yogya.
Tulisan ini, adalah murni pandangan pribadi saya ,sebagai orang awam terhadap sosokSultan Hamengkubuwono X ,yang nota bene adalah gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Tulisan ini juga bukan merupakan penilaian terhadap seorang Sultan,karena saya bukan dalam kapasitas yang memberikan penilaian.
Bagi SayaSultan Hamengkubuwono X Adalah Sosok Yang Rendah Hati
Bagi saya , Sultan Hamengkubuwono X ,adalah sosok yang rendah hati. Tentu hal ini tidak asal tulis, tapi berdasarkan pengamatan saya, sejak dari pandangan pertama dan berbicara secara pribadi selama hampir tiga jam di Kraton Ngayogyakarta.
Sewaktu saya dan istri melangkah masuk kelaman Kraton, tampak Sultan berdiri menunggu. Kami bersalaman ,tanpa sowan sowan. Kami diterima sebagai tamu pribadi. Ada si mbak yang datang membawa napan berisi the hangat ,meletakkan di meja dan tersenyum ramah,kemudian masuk.
Setelah itu Sultan tidak ditemani oleh siapa siapa. Jadi kami berbicara dengan santai. Inti pembicaraan adalah apresiasi dari Sultan, bahwa saya sebagai pendiri dari sebuah yayasan sosial.sudah sering melakukan berbagai kegiatan di Yogya . Kemudian tentang harapan beliau agar tehnik pengobatan tradisional, diusahakan agar menjadi tuan dirumah sendiri. Hal hal lain, yang berisifat pribadi,tentu tidak etis saya uraikan disini.
Sejak dari pandangan pertama, baik tutur kata,maupun body language Sultan,tak tampak sedikitpun beliau menempatkan dirinya sebagai pejabat atau orang yang berkedudukan lebih tinggi dari kami. Kalau untuk urusan bisnis dan acara formal,saya sudah biasa ikut rapat atau makan malam bersama gubernur ,maupun menteri perdagangan. Namun untuk pertemuanpribadi ,ini adalah pengalaman pertama saya.
Dalam pembicaraan, Sultan tak tampak sebagai orang yang mendominasi pembicaraan . Juga tidak ada kalimat kalimat yang bersifat menggurui ,bahkan tidak jarang Sultan bertanya.dengan kalimat:” Maaf pak Effendi,kalau…….”.Tak pernah satu kata :” anda” terucap dari mulut beliau.Padahal ,kalaupun hal itu diucapkan,tentu adalah wajar wajar saja,seorang gubernur mengunakan kata:”anda” bagi tamunya yang hanya orang biasa.
Tanpa terasa hampir 3 jam sudah berlalu dan Sultan sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau sudah ingin mengakhiri pembicaraan.Namun karena saya melirik ke jam tangan saya dan angka jarum pendek sudah mendekati angka 11.maka kami mohon pamit..
Dan luar biasa , Sultan sendiri mengantarkan kami berdua hingga kepintu gerbang,sambil memegang pundak saya,berucap:” Pak Effendi,jangan cuma sekali ini saja datang kesini ya”.Oya,kalau datang, tidak perlu pakaian formal pak.santai saja yaa" Kata Sultan sambil tangannya masih dipundak saya....Kemudaian melambaikan tangan dan menanti,hingga kami meninggalkan halaman kraton.
Tulisan ini bukanlah bermaksud sambil menyelam ,minum air, artinya ,memuji Sultan,sambil sekaligus mengangkat diri. Karena saya sudah pensiun sebagai pengusaha,tidak ada kepentingan apapun, saya mendekati pejabat . Tulisan ini semata mata,merupakan catatan harian saya, yang sengaja saya postingkan,agar setidaknya banyak orang yang tahu,bagaimana pandangan saya sebagai out sider atau orang luar.Saya belajar rendah hati dari seorang Sultan,yakni Sultan Hamengkubuwono X,
Tidak ada hubungannya sama sekali dengan isu isu yang berkembang seputar kesultanan Yogya.
Ditulis, dimusim dingin, NSW. 8 Mei. 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H