Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hal Sangat Mendasar yang Perlu Diketahui untuk Beralih Profesi

4 Februari 2014   20:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:09 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal sangat Mendasar yang Perlu Diketahui untuk beralih Profesi

Hidup itu bersifat dinamika. Bergerak dari waktu kewaktudan dari satu sudut kesudut lainnya. Barangsiapa yang terpasung ditempat dan tidak mau beradaptasi dengan kemajuan jaman,maka dapat dipastikan akan tergerus oleh arus kehidupan.

Dalam arti kata.kita harus proaktif dalam menjalani hidup dan melakukan peran kita sebaik mungkin. Namun dalam perjalanan hidup,bisa saja kita terinspirasi untuk beralih profesi. Sepertipengalaman hidup saya sendiri.Kendati ada beberapa saran masuk ke inbox saya,agar saya jangan selalu menulis semata mata tentang pengalaman hidup sendiri,karena bisa terkesan pamer diri. Namun setelah saya pertimbangkan dengan matang,saya tetap ingin membagikan kisah kisah hidup saya. Walaupun tidak ada satupun yang spektakuler. Karena saya hanyalah salah satu dari orang orang biasa,maka secara otomatis hidup yang saya jalani juga adalah hidup yang biasa biasa saja.

Kalau saya bercerita tentang bagaimana saya menjalani hidup yang morat marit selama bertahun tahun, bagi orang Australia,adalah sesuatu yang luar biasa . Karena mereka tidak bisa membayangkan,bagaimana untuk makan saja harus berhutang dan untuk membawa anak kedokter, harus mengikhlaskan menjual cincin kawin. Karena hal itu tidak pernah terjadi disini.

Tetapi bagi orang yang hidup di Indonesia,melarat itu adalah hal yang lumrah. Justru hidup berkecukupanlah yang bisa membuat orang kagum dan terpana.

Mempersiapkan diri untuk masa transisi

Ketika saya memutuskan untukmeninggalkan profesi sebagai guru ,yang baru saya geluti selama 4 tahun,saya berunding terlebih dulu dengan istri saya , Karena tanpa dukungan istri ,kita akan berjalan pincang.Beralih profesi,berarti kita sudah harus siap menghadapi “gap” yang terjadi sejak kita memutuskan untuk berhenti,hingga usaha baru bisa berjalan dengan baik.Disinilah letaknya tantangan yang berat. Karena antara sebuah harapan ,hingga terwujudnyacita cita kita menjadi sebuah kenyataan,adatenggang waktu atau “gap” . Bila kita selamat menyeberangi jurang pemisah ini,maka berarti sukses ada ditangan kita. Namun bila tidak,berarti kita gagal.Kalau kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi resiko ini,maka yakinlah kita tidak pernah akan berubah.

Inilah prinsip dasar yang harus dipahami,bila kita sudah mempersiapkan diri untuk alih profesi.Orang yang tidak berani atau tidak siap menerima kegagalan,maka ia akan hidup selamanya,seperti orang berjalan di tempat.

Lamanya proses

Proses ketika kita sudah memutuskan untuk resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan awal dan beralih pada pekerjaan lain,butuh waktu untuk sampai kepulau impian kita. Bisa dalam waktu singkat,tapi bisa juga lama . Saya butuh waktu 8 (delapan ) tahun,dari mulai jadi penjual kelapa di pasar kumuh,hingga mampu membangun rumah sendiri. Dan butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk bisa membiayai pendidikan ketiga putra putri kami di Amerika Serikat Secara logika adalah mustahil,seorang mantan guru dan penjual kelapa di pasar kumuh,bisa mencapai semuanya ini.Justru disinilah saya baru merasakan dan meyakini,bahwa Tuhan itu Mahabesar. ( .Maaf.bukan untuk pamer diri,tapi sekedar bukti nyata,bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini,bila kita mau bekerja keras dan Tuhan mengijinkan.)

Tidak ada Kesuksesan yang Instant

Jangan percaya bila ada iklan yang mengatakan,sambil duduk duduk di depan lap top dirumah dan minum kopi.terus sukses itu bisa datang dengan sendirinya.Juga jangan tergiur,bila ada yang menjanjikan bahwa tahun ini adalah tahun “Kuda” jadi ada hoki atau rejeki nomplok. Yakinlahtidak akan ada sukses ,tanpa kerja keras. Jangan berharap akan memenangkan lotere kehidupan. Karena hanya akan menghanyutkan kita dalam halusinasi yang berbahaya.

Sukses bukan tujuan,tapi perjalanan panjang

Sukses membangun rumah sendiri dengan kolam renang pribadi ,yang dilengkapi dengan taman yang indah dan pavilion bertingkat 3,tentu saja melahirkan rasa syukur yang tidak terkatakan. Namun saya amat memahami ,untuk tidak menjadi mabuk kesuksesan. Tidak ubahnya dengan orang mabuk karena minum alcohol,sehingga tidak sadar diri,begitu juga mabuk kesuksesan bisa membuat orang lupa diri dan lupa bersyukur.

Dengan melangkah hati hati dan menapaki semua lika liku hidup dengan penuh kesadaran,kami bersyukur ,diharitua,saya dan istri bisa menikmati hidup secara berkecukupan. Kendati jauh dari sebutan kaya.

catatan:

Semoga tulisan sederhana ini,akan mampu melahirkan butir butir pencerahan diri bagi yang membacanya. Bahwa hidup itu bisa dijadikan indah atau menakutkan,terpulang pada niat,tekad,usaha dan kerja keras,serta pantangmenyerah. Kesuksesan hidup tidak datang dengan sendirinya,tapi harus dirancang, Danperancang masa depan itu adalah kita sendiri. Jangan pernah menyerahkan nasib kita ditentukan orang lain,siapapun dia. Be a master of your self,because you are the designer of your own life!

Wollongong 5 Februari,2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun