Kiat Kiat Melawan Badai Kehidupan
Perjalanan hidup tidak selalu mulus. Selalu ada masalah Lari dari masalah,bukanlah jalan keluar,melainkan akan memperburuk keadaan. Hanya 2 type manusia yang tidak punya masalah yakni orang mati atau orang pikun. Sebagai manusia normal,sudah pasti kita tidak memilih keduanya. Karena kita masih mau hidup di dunia ini dan tidak mau menjadi orang yang pikun. Maka satu satunya jalan ,adalah menerima kenyataan bahwa hidup memang penuh dengan masalah. Life is a problem. No problem,means life is ended
Masalah bisa datang dari faktor eksternal: masalah pekerjaan,lingkungan atau masalah keluarga. Disisi lain bisa juga berasal dari faktor internal,yaitu beban pikiran dan hati yang selalu gelisah ,menimbulkan problem dalam hidup kita. Misalnya,menjadi emosionil,tidak bisa tidur dan kehilangan kegairahan hidup ,serta keceriaan.
Disinilah seseorang diuji kemampuannya ,apakah ia mampu memimpin dirinya sendiri atau tidak.Karena hanya orang orang yang memiliki rasa percaya diri yang kuat,yang mampu menjadi pemimpin . Memimpin diri sendiri ,keluarga dan orang lain. Memimpin diri sendiri,berarti mampu mengalahkan diri sendiri,yang berwujud: ketakutan,kemalasan,ragu ragu dan tidak berani mengambil resiko.
Jadilah Elang,Jangan Jadi Ayam
Karena Elang memiliki sifat sifat ksatria
Elang membangun sarangnya ditempat yang tinggi.
Elang selalu memberi tanda setiap kali ia akan menyerang musuhnya.
Elang tidak makan bangkai,seperti srigala
Elang bisa terbang tinggi
Elang memiliki pandangan yang tajam dan cerdas
Elang tidak pernah tunduk kepada hewan lainnya
Elang berani terbang melawan badai..
Elang selalu setia pada pasangannya
Elang akan mempertaruhkan nyawanya untuk membela anak anaknya..
Nasib Elang tidak ditentukan oleh manusia
Jangan Jadi Ayam,karena: Sifat sifat ayam sangat negatif
Memiliki sifat penakut
Tidak berani terbang tinggi
Nasibnya ditentukan oleh manusia,kapan mau dipotong
Ayam gonta ganti pasangan
Ketika angin kencang atau ada suara ribut ayam lari mencari perlindungan
Ayam tidak berani mengambil resiko pergi jauh dari kandangnya
Tentu adalah sangat tidak etis menyamakan manusia dengan seekor ayam. Tetapi kita bisa belajar dari kedua makluk ini. Memperhatikan gaya hidup mereka,karakterdan daya daya hidup yang ada pada diri mereka masing masing .Apakah kita ingin menjadi seperti seekor elang ataukah kita ingin hidup seperti seekor ayam? Yang tiap hari harus mengais untuk mencari makan dan kemudian ketika tiba giliran untuk di potong,maka seekor ayam hanya bisa menyerahkan “takdirnya” ditangan manusia.?
Ataukah kita memilih menjadi seekor elang? Kalau ini yang kita pilih,berarti kita sudah siap lahir batin untuk hidup melawan badai yang menerpa. Berani merantau jauh,demi kehidupan yang lebih baik dan berani mengambil resiko. Karena kita menyadari menjadi yang terbaik dalam hidup,harus melalui beberapa tahapan yang sangat melelahkan,seperti halnya seekor elang ketika harus terbang melawan badai.
Berani memiliki cita cita yang tinggi,kendati kita memahami,bahwa sebuah cita cita tidak secara serta merta terwujud,melainkan harus dibangun dengan kerja keras dan pantang menyerah,seperti halnya Elang membangun sarangnya dipohon cemara yang tinggi.Kendati ada resiko terimbas badai.
Hidup melawan Badai berarti:
Berani menghadapi resiko
Berani minta maaf bila bersalah
Berani bertanggung jawab untuk akibat dari pekerjaan
Berani membuka hati dan pikiran untuk menerima saran dan kritik
Berani memperbaiki,bila apa yang kita lakukan adalah salah.
Berani tampil kedepan untuk membela kebenaran
Orang yang berani melawan badai kehidupan adalah orang yang sudah berhasil mengalahkan diri sendiri. Setiap insan diberikan kebebasan oleh Sang Pencipta untuk memilih jalan hidupnya masing masing. Apapun yang kita pilih,selalu mengandung 2 hal ,yaitu harapan dan resiko. Dan resiko itu harus berani kita ambil.Karena yang terburuk dalam hidup ini,bukanlah gagal dalam meraih cita cita ,melainkan hidup tanpa berani mengambil resiko
Mount Saint Thomas.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H