Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Membedah Kompasiana

6 Maret 2015   01:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membedah Kompasiana

Dalam minggu minggu terakhir ini ,banyak sekali artikel yang membahas tentang Kompasiana. Dari mulai memberikan saran dan kritik dengan halus, hingga tulisanyang menampilkan kejengkelan dan kekesalan hati. Sebagai salah satu dari 260 .000 Kompasianers yang bergabung dari seluruh dunia, mau atau tidak ,tentu tertarik untuk membacanya.

Saya mencoba merangkum esensial dari berbagai artikel tersebut, tanpa merasa perlu untuk menampilkan penulisnya. Karena prinsip saya,bila sebuah tulisansudah dibiarkan terposting, berarti sudah dianggap aman oleh Admin atau Pengelola Kompasiana.

Kalaulah merupakan saran atau kritikan untuk perbaikan,tentu adalah sah sah saja.Bahkan kalau ada orang di dunia ini yang tidak mau membuka diri untuk menerima saran dan kritikan,maka dipastikan tidak akan bertahan lama. Namun sayang sekali, ada Kompasianers yang menulis dengan merembet semua orang, sehingga menimbulkan kesan yang  kurang pas.dan dapat melukai perasaan orang lain.Semisalnya melemparkan kritikan,seolah hanya orang yang “dekat “ dengan Admin yang mendapatkan tempat di HL atau di TA

Pengalaman Pribadi

Pada waktu saya bergabung di Kompasiana,Oktober 2 tahun lalu, terus terang ,saya sama sekali tidak tahu ,Admin itu Pria atau wanita. Berjenggot atau Berkerudung . Masih muda atau mungkin seusia saya ? Siapakah Pak Pepih Nugraha atau Mas Iskandar Zulkarnaen,yang dipangpgil Isjet itu,sungguh sama sekali saya belum kenal. Walaupun sebelum bergabung di Kompasiana, sesungguhnya buku buku saya sudah diterbitkan oleh PT.Elekmedia Komputindo Jakarta, sejak tahun 2000 .Dan beberapa diantara 9 judul buku tersebut,ada yang dipostingkan di Koran Kompas sebagai ;’National Best Seller” dan mengalami cetak ulang hingga 15 kali.

Tapi menulis untuk penerbitan,bukan berarti saya sudah tahu seluk beluk menulis.Bahkan apa yang dimaksudkan dengan :” Headline” ,jujur pada waktu itu saya tidak tahu. Pertama kali diberitahu oleh bu Annie, salah seorang Kompasianers yang berdomisili di Tasikmalaya. Bahkan pernah beberapa kali, dalam seminggu3 artikel saya ditempatkan di Headline. Padahal, pada waktu itu saya sama sekali tidak kenal Admin itu Bapak atau Ibu ,atau mbak /Mas?.

Berarti tidak benar, bahwa agar tulisan masuk ke Headline atau Tranding article,harus dekat dekat dengan Admin.

Sesudah Kenal dengan Admin

Sesudah saya terpilih sebagai Kompasianer of the Year 2014, saya dan istri ,berkunjung ke Kantor Admin . Terus apakah sesudahmengenal lebih dekatPengelola Kompasiana ,Pak PepihNugraha dan Mas Isjet,serta Mas dan MbakAdmin, setiap tulisan sayaterus di HL atau di TA kan? Jawabannya :”tidak” . Malah ada tulisan saya ,yang tidak dimasukkan ke kolom High Light.walaupun menurut saya ,artikel saya tersebut cukup baik.

Bahkan setelah kenal dengan para Admin, pernah tulisan saya dan satu lagi gambar yang saya posting di delete atau dihapus.Saya tahu Persis mbak Admin yang menghapusnya,tapi tidak pernah saya complain,karena saya sadar ,hal itu adalah kelalaian saya, karena buru buru mau naik kepesawat,artikel saya posting dan kemudian kelupaan menyebutkan sumber gambar,sehingga dihapus oleh Mbak Admin

Kompasiana Adalah Tempat Kita Semuanya Belajar Menuis Secara Gratis

Bagi saya pribadi ,Kompasiana adalah tempat,dimana saya mendapatkan kesempatan untuk belajar menulis secara gratis. Menulis naskah untuk diterbitkan ,tidak sama dengan menulis untuk dipostingkan.

Karena menulis naskah ,hanya tinggal menuangkan ide ide kita dan melampirkan gambar yang mendukung.Serahkan kepada Penerbit, mereka yang akan mengedit tulisan kita .Begitu juga dengan gambar pendukungnya.

Namun di Kompasiana,kita menulis, kemudian mengedit sendiri. Menyesuaikan ukuran foto ,agar tidak melebihi 2 MB dan kemudian posting. Untuk bisa memposting gambar di Kompasiana,saya butuh waktu lebih dari satu bulan. !

Tulisan ini Bukan untuk Mengambil Muka Pada Admin

Tulisan ini ,sama sekali tidak bermaksud untuk mengambil “hati” atau mengambil “muka” para mas dan mbak Admin. Karena toh saya sudah meraih penghargaan. Maksudnyaadalah saling mengingatkan ,bahwatujuan awal kita bergabung di Kompasiana,adalah untuk saling belajar. Kalau tulisan kita ditempatkan di High Light tentu sudah senang, apalagi kalau di Headline atau di TA. Namun ada hal yang mungkin kita lupakan,bahwatulisan yang menurut kita bagus, belum tentu bagus bagi orang lain dan belum tentu bagus juga menurut Admin.

Ijinkanlah saya memberikan satu contoh saja.. Tahun lalu, saya dan istri khusus mengendarai mobil dari kediaman kami menuju ke Canberra,untuk mendapatkan informasi dan foto foto yang aktual dari festival Florist yang diselenggarakan pada waktu itu.Sepulangnya dari sana, maka dengan sangat percaya diri ,saya tulis laporan perjalanan dengan foto foto autentik. Amat sangat yakin tulisan ini akan di HL kan Admin. Ternyata masuk High Light pun tidak. Kecewa? Jujur ,jawabannya adalah:” Ya”

Namun saya mencobamemahami,mungkin ada yang kurang pas dengan tulisan saya atau mungkin juga momentum,saat saya postingkan ,bertepatan dengan kesibukanmbak dan Mas Admin, sehingga tulisan saya lewat dari :” golden priode”atau kesempata emas untuk masuk ke Headline.

Penghargaan Bukan Tujuan Utama

Bila tulisan kita di High Ligt saja, sudah senang, Apalagi kalau ditampilkan di Headline atau di Ta. Karena merupakan sebuah apresiasi bagi diri kita pribadi. Apalagi dalam kompetisi menjelang diselenggarakannya pesta akbar Kompasianival 2014 dan terpilih sebagai salah satu penerima award. Tentu kita harus jujur,bahwa hal tersebut sungguh sungguh merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri,yang tidak dapat dinilai dengan materi. Walaupun sebenarnya,pada tahun 2011,saya sudah menerimapenghargaan :” Man of the Year 2011” dari salah satu badan independence non profit.

Tulisan ini juga bukan bermaksud menggurui,namun sesuai denganmotto Kompasiana:” Sharing and connecting’.maka saya sharingkan tulisan kecil ini.Dengan harapan kita bisa saling mengingatkan ,akan tujuan pertama kita bergabung.

Mount Saint Thomas, 5 Maret, 2015

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun