Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Australia Terapkan Sistim 4 in 1

6 Juni 2014   02:56 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:07 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14019713871368603900


Australia Terapkan Sistim 4 in 1
Australia Menerapkan Sistim 4 in 1 dalam menata Kota,yakni:
Peremajaan taman
Keamanan
Kebersihan
Olah langsung di TKP
Pagi ini sebuah kendaraan berhenti di depan rumah kediaman kami di Mount Saint Thomas. Truk ini membawa trailer, yang berfungsi sebagai pemotong dan sekaligus menghancurkan kayu kayuan , yang merupakan sampah sampah peremajaan pepohonan yang ada dipinggiran jalan.

Petugasnya hanya dua orang. Sopir dan sekaligus merangkap jadi petugas peremajaan pohon ,sedangkan yang satu lagi bertugas memproses sampah ranting, cabang dari pepohonan yang di potong. Tentunya termasuk daun daunan. Mereka menargetkan ,pada setiap pohon , akan menghabiskan waktu 10 menit. Memotong, menghancurkan dan sekaligus memasukkan serpihan kayu ini kedalam karung plastic yang sudah disediakan. Serbuk kayu ini akan dikumpulkan di luar kota dan diolah untuk dijadikan pupuk organik.
Menurut Jack, yang bertugas menyulap ranting dan cabang pohon ini menjadi serbuk kayu, mesin yang digunakan adalah merk :” Kubota”, karena memiliki daya tahan dan tidak rewel ,serta harga yang relatif lebih murah. Kata Jack, tahun lalu ia pernah berlibur ke Jakarta dan ternyata harga mesin mesin penghancur kayu ini, di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan dengan yang di jual di Australia. Sebenarnya proses ini sangat mudah, siapapun bisa melakukannya. Saya yakin di Indonesia, banyak orang pintar ,yang bisa mengoperasikan mesin penghancur ini .

Dalam sekali jalan ada 4 hal yang dapat dikerjakan. Pertama :
Meremajakan pohon pohon yang sudah tua atau cabangnya
Sekaligus mengantisipasi agar cabang condong tidak mengganggu keamanan pengguna jalan
Menjaga kebersihan kota ,dengan tidak meninggalkan sisa sisa kayu ,hasil peremacaan menumpuk dipinggir jalan. ,Dengan cara olah langsung di TKP, Mengiling dengan mesin penghancur kayu ( Wood Chruser),sehingga tidak menyebabkan sampah kayu dan daun menumpuk Hasil limbah yang sudah diproses secara kilat ini, sudah siap untuk diproses jadi pupuk organic.Jadi dalam waktu yang hampir bersamaan : Kebersihan /Keindahan/ Keamanan kota dapat dilestarikan,serta menyisakan pupuk organic siap pakai.

Sedikit Tentang Wood Chrusser (penghancur kayu
):
Mesin yang dibawa dengan trailer ini memiliki : Pisau baja yang sangat tajam, Palu dan sekaligus pisau pemotong,yang dapat disetel ,mau dijadikan seukuran apa kayu yang di hancurkan Bisa dalam ukuran 1 – 2 mm atau bisa juga menjadi 50 mm , tergantung akan dimanfaatkan untu keperluan apa,” demikian Jack mengakhiri pembicaraan kami, karena ia sudah harus beralih ke lokasi lainnya lagi.

Kalau melihat kinerja yang sangat sederhana,serta mengunakan sebuah mesin pengiling yang relatif murah, saya amat Optimis , Jakarta bisa mencontoh sistim yang diterapkan oleh petugas Kebersihan dan Peremajaan kota. Karena hasilnya, tidak hanya berupa efisiensi kerja , kebersihan kota ,sekaligus merupakan salah satu jalan ,untuk mencegah banjir, karena menumpuknya sampah di mana mana.

Apalagi untuk mengoperasikan mesin ini, hanya dibutuhkan dua orang tenaga kasar. Tidak perlu Insinyur atau ahli yang melakukannya.

Catatan Penulis
Sewaktu Penulis masih aktif sebagai Eksportir,salah satu kegiatan rutin adalah mengekspor Kulit Manis,yang bahasa dagangnya adalah :”Cassia Vera” dalam bentuk potongan kecil seukuran sekitar 1 cm. Yang dikenal dengan istilah “ broken cassia”.Nah ,perangkat dan cara kerja yang diterapkan di Australia,tidak jauh beda dengan kinerja mesin :”broken cassia” yang ada di gudang saya pada waktu itu. Semua peralatan, kecuali motornya ,dibuat oleh bengkel lokal. Jadi untuk mesin dan kelengkapan lainnya di Indonesia bisa didapat dengan mudah dan seperti kata Jack, harganya relatif jauh lebih murah dibanding di Australia. Tergantung apakah bisa diterapkan di Jakarta atau tidak, tentunya tergantung pada Gubernur atau Wakilnya

Mudah mudahan tulisan kecil ini ada manfaatnya, demi Jakarta yang lebih baik, lebih bersih ,lebih aman dan semakin indah.

Mount Saint Thomas , 05Juni. 2014
Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun