Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kalau ”Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu”, Apa yang Ada di Bawah Telapak Kaki Ayah?

15 Juni 2014   12:34 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 3955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_329073" align="aligncenter" width="536" caption="ft.doc.pri"][/caption]

Kalau :”Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu” Apa yang ada di Bawah Telapak Kaki Ayah?

Setiap orang ,siapapun adanya ,pasti mencintai dan menghormati ibunda tercintanya. Karena tanpa ibu, kita semuanya tidak akan pernah ada di dunia ini. Karena itu wanita mendapatkan tempat paling terhormatdalam hati setiap insan . Seorang ibu mengandung anaknya dan selama 9 bulan itu ia menanggung derita dan puncaknya adalah saat saat melahirkan anaknya. Dimana seorang ibu mempertaruhkan hidupnya sendiri.

Ketika anaknya lahir dengan selamat, maka hal ini merupakan sukacita yang terbesar dalam diri seorang ibu. Dengan melupakan segala penderitaan dan rasa sakit yang dijalani selama mengandung bayinya ,serta penderitaan disaat saat melahirkan, seakan sirna ditelan kebahagiaan.

Tugas ibu tidak selesai ketika anaknya lahir, bahkan boleh dikatakan inilah awal dari tugas seorang ibu. Menyusui, mendampingi ,merawat denganpenuh cinta kasih ,mendidiknya ,serta membimbingnya sehingga tumbuh dan berkembangdalam cinta seorang ibu. Bagi seorang ibu, kegembiraan anaknya adalah juga kegembiraan hatinya. Kesedihan anaknya adalah juga keperihan hatinya. Saya masih ingat kata kata yang diucapkan oleh putri kami, ketika diwawancarai oleh wartawati sebuah majalah “Special Women edition” :” Ketika anak anak memandang saya dengan penuh kasih, inilah kebahagiaan terbesar bagi saya. Karena saya yakin ,cinta mereka pada saya adalah cinta yang tulus”

“Disisi lain, ketika anak anak mencoba menguji kesabaran saya,maka saya hanya bisa melepaskan tangis saya dibatal” ,kata putri kami Irvianty, yang juga adalah seorang ibu dari dua orang anak.

Seorang ibu adalah :” Malaikat yang disekolahkan di dunia”

Kalau di Indonesia,:”Surga berada dibawah telapak kaki ibu” .lain pula di Australia, :” seorang ibu adalah malaikat yang disekolahkan di dunia “ .Beda ungkapan, tapi setidaknya menampilkan dua sisi dari peran seorang ibu di dunia ini . Tidak selalu seorang ibu penuh kebahagiaan, tidak jarang kesabaran dan pengabdiannya diuji, seperti yang diungkapkan putri kami dalam wawancara.Terkadang “ujian”ini tidak hanya datang dari anak anak,tetapi mungkin yang terlebih berat:”ujian” ini datang dari ayah anak anaknya. Nah, “malaikat “ mana yang akan lulus ujian atau tidak,tentu hanya Tuhan yang tahu.

Apa yang ada dibawah Telapak Kaki seorang Ayah?

Pertanyaan ini cukup mengelitik bagi seorang ayah untuk melakukan introspeksi diri.

Apa peran seorang ayah dalam kehidupan berumah tangga?

Apa saja yang telah diberikan kepadaanak anak nya dan juga kepada wanita yang telah melahirkan anak anaknya? Kerja keras dan uang? .Mungkin, tapi hal ini bukanlah tujuan hidup berkeluarga.

Ada hal yang jauh lebih penting daripada hanya sekedar kerja keras dan uang, yakni : cinta ,ketulusan dan kesetiaan”

Secara pribadi saya selalu berusaha untuk menempatkan ketiganya dalam hidup ini :


  • Cinta
  • Ketulusan
  • Kesetiaan

Walaupun tidak ada label yang terpasang:” Cinta ,ketulusan dan Kesetiaan” berada dibawah kaki seorang ayah,namun setidaknya , hal inilah yang selalu saya terapkan dalam perjalanan hidup. Walaupun jelas masih jauh dari sempurna.

Semoga setiap insan yang dipanggil :”ibu dan ayah” ,senantiasa menjiwai perannya masing masing,Wanita disamping sebagai seorang ibu yang melahirkan dan membersarkan anak anaknya,juga perannya sebagai istri. Begitu juga pria yang dipanggil ayah ,jangan pernah melupakan tugasnya ,tidak hanya sebagai seorang ayah, tetapi juga seorang suami, yang menerapkan :”cinta,ketulusan dan Kesetiaaan” dalam hidupnya.

Mount Saint Thomas , 15 Juni,2014

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun