Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diaspora di Wollongong Aplikasikan Unity in Diversity Secara Nyata

26 Juni 2014   03:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:53 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_330770" align="aligncenter" width="645" caption="Diaspora di Wollongong: beda suku.budaya,agama,pendidikan dan umur,tetapi semuanya adalah bangsa Indonesia/ft.tjiptadinata effendi"][/caption]

Diaspora di Wollongong Aplikasikan Unity in Diversity Secara Nyata

Diaspora di Kota Wisata Wollongong patut dicontoh dalam menampilkan kebhinekaan , dalam arti yang seluas luasnya. Unity in Diversity tidak hanya dalam konteks beda suku ,beda budaya dan beda agama, tetapi sekaligus merambah keberbagai hal yang selama inisecara sadar ataupun tidak telah membentuk sekat sekat yang tidak kelihatan. Yakni sekat antara mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di kota Wollongong ini.

Inisiatif ini diambil oleh tokoh muda Mahasiswayang menjabat sebagai Ketua PPIA UOW, yakni Ahmad Almaududy Amri atau panggilan akrabnya :”Dudy”. Bagi orang yang pertama kalinya berjumpa dengan mas Dudy ini, pasti sama sekali tidak menyangka ,bahwa inilah sosok Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia AustraliaUniversity of Wolongong.

Tidak ada orang yang menyangka, termasuk saya,ketika pertama kalinya bertemu dengan Dudy, bahwa anak muda ini adalah seorang diplomat.Salah satu staf dari Kementerian Luar Negeri , yang mendapatkan tugas belajar di Universitas Wollongong. Statusnya saat ini, adalah :”postgraduate Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS). Dudy adalah kandidat Phd dibidang Hukum Laut.

Kegigihan Dalam Merombak Sekat antar Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia di Wollongong.

Kegigihan dalam mengkoordinir warga Indonesia yang berada di Wollongong ,New South Wales ,negeri Kanguru ini tentu patut mendapatkan apresiasi dari siapapun. Dudy dan dibantu teman temannya ,mencoba memanfaatkan setiap momentum ,yang diperkirakan dapat merupakan jembatan ,untuk merajut hubungan baik dengan masyarakat diluar kampus.Salah satunya adalah dengan pemutaran film film Nasional yang bertemakan Semanga Juang Indonesia. Salah satunya adalah Film Garuda di Dadaku.

Ternyata nama akrabnya cukup singkat dan mudah diingat:” Dudy”. Muda,ganteng ,brilliant ,ramah tamah dan sangat santun….serasa segala yang baik baik,menyatu dalam diri anak muda ini. Tidak salah Dudy terpilih sebagai Ketua PPIA,kendati usianya masih sangat muda.

Pertemuan dengan Dudy dan teman temannya, berlangsung dalam acara nonton bareng yang diselenggarakan dan,mengambil tempat di Building 20. University of Wollongong.University of Wollongong atau dikenal juga dengan singkatan U.O.W,berlokasi di kota Wollongong,yang berjarak sekitar 80 km dari Sydney.

Perkumpulan mahasiswa Indonesia yang terdapat di Wollongong antara lain adalah PPIA Wollongong (Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia cabang Wollongong), ICF Wollongong (Indonesian Christian Fellowship) atau disebut juga gereja@uni, JPI (Jemaah Pengajian Illawara - Komunitas Diskusi dan Pangajian Muslim Indonesia di Area Illawara) dan ICC Wollongong (Indonesian Catholic Community/Komunitas Katolik Indonesia cabang Wollongong

Menurut teman temannya,Dudy tidak hanya aktif di PPIA,tetapi juga di kelompok pengajian orang Indonesia di Wollongong.Kendati Dudy sangat taat dalam ibadahnya,namun ia sangat menghargai orang lain,tanpa melihat perbedaan suku dan agama. Memang Dudy ,yang masih muda usia,namun sudah memahami arti dan makna dari sebuah kearifan hidup ,bahwa segala perbedaan bukan alasan untuk merasa eksklusif. Karena itu Dudy memang layak terpilih sebagai Presiden PPIA . Ia bukan hanya memahami,melainkan sudah mempraktekkan “unity in diversity” .Bersatu dalam keberagaman.

[caption id="attachment_330771" align="aligncenter" width="300" caption="Dudy /Ketua PPIA UOW dengan Penulis"]

14037015391453860631
14037015391453860631
[/caption]

Kalau dulu .kegiatan mahasiswa dilakukan secara terpisah. Namun secara pribadi ia ingin melakukan perubahan. Karena mahasiswa adalah bagian dari masyarkat..Jadi perlu sedini mungkin mereka sudah harus dapat beradaptasi dengan masyarakat luas. Sehingga bila pendidikan mereka selesai,maka tanpa canggung lagi sudah bisa mengaplikasikan ilmunya untuk kepentingan nusa dan bangsa.

Karena tanpa didasari dengan rasa kebersamaan,maka ilmu yang kelak akan ditimba dinegeri orang menjadi tanpa landasan yang kokoh. Dengan fondasi yang kuat,yaitu Kebersamaan,maka Keilmuan lebih mudah diserap ,untuk kelak di aplikasikan dalam bentuk nyata dalam kehidupan bermasyarakat.Dari kedua pilar ini,maka akan lahirlah kreasi kreasi yang akan melengkapi,tidak hanya khazanah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan menimba ilmu,tetapi terlebih untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia. .

Menurut Dudy,rencana kedepan ,acara kopdar dengan warga Indonesia yang berdomisili di New South Wales ini akan lebih di intensifkan,kalau memungkinkan setiap minggu akan diadakan kegiatan. .Disamping kegiatan sosial dan temu ramah dengan masyarakat Indonesia yang berada disini,PPIA juga aktif dalam siaran radio.Dudy dan teman teman juga sudah memprakarsai ,agar seluruh Diaspora yang berdomisili disini bisa mengikuti pemilu legislative yang lalu. Kendati hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan di Kampus,dimana ia menimba ilmu.

Ditangan anak muda ini, falsafah Unity in Diversity ,tidak hanya sebagai lips service, tapi benar benar di aplikasikan dalam setiap gerak kehidupan bermasyarakat di rantau orang. Kendati tugas belajarnya dalam mempersiapkan diri sebagai Kandidat Phd dibidang hukum laut tidaklah mudah. Semoga kedepannya,akan lebih banyak lagi Indonesia melahirkan “dudy’ yang lainnya,yang tidak hanya jenius dalam cara berpikir,tapi juga sangat memahami kapan menggunakan otak dan kapan mengunakan hati, serta kapan saatnya mengabungkan keduanya.

Pertemuan dengan sesama Diaspora Mempererat Persaudaraan dan sekaligus dapat sekalian melepas kerinduan akan tanah air nun jauh disana. Sungguh penerapan unity in diversity yang di aplikasikan disini, tidak hanya patut di apresiasi,tapi juga patut ditiru oleh diaspora ditempat lain,

Mount Saint Thomas, 25 Juni, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun