Melangkah Keluar Dari Mimpi Buruk Kehidupan
Terkadang hidup tak ubahnya bagaikan mimpi buruk , yang sangat melelahkan lahir dan bathin. Bagi yang pernah mengalaminya,pasti dapat merasakan,bagaimana besarnya hasrat hati untuk dapat segera bangun dan terjaga dari mimpi buruk ini. Namun, jangankan untuk bangun,menggerakkan jari tangan saja,bagaikan taka da daya sama sekali. Inilah yang pernah saya rasakan . Mungkin karena saking lamanya, saya terpuruk dalam mimpi buruk ini, maka hingga saat ini, ketika larut malam tiba, secara tak sadar, semuanya bagaikan sebuah film yang diputar ulang didepan mata saya.
Oleh karena itu terpikir oleh saya, mungkin bukan hanya saya yang merasakan hal ini,tapi ada banyak orang diluar sana,bahkan masih mengalami mimpi mimpi buruk ini.
Film dokumenter masa lalu saya:
Sudah lebih dari sebulan istri saya sakit .Tubuhnya semakin kurus dan pucat. Penyebabnya sudah jelas: beban pikiran,kurang istirahat dan makanan yang minim. Setelah kegagalan sebagai pedagang keliling,meninggalkan hutang yang cukup banyak . Kerja keras siang malam dan makan seadanya,ternyata tidak mengubah keadaan semakin baik. Malah kondisi istri saya semakin hari semakin menurun.Sementara putra kami terkena flek paru paru yang cukup parah,mungkin karena kami tinggal di tempat kumuh.
Saya sendiri sebenarnya sakit . Disamping mengalami denyut jantung yang tidak teratur,masih ditambah dengan maag akut dan rasa sakit di lutut,karena pernah lepas dari bongkolnya ,akibat terjatuh sewaktu mengangkat barang. Tetapi ,melihat kondisi istri,saya tidak tega untuk menceritakannya. Putra kami yang baru berusia 4 tahun,berusaha untuk mandi sendiri ,dengan mengunakan pompa “Kodok”,yaitu menarik tuasnya,untuk menaikkan air keatas.
Biasanya dalam kondisi sakit,istri saya masih tetap pergi mengajar dengan naik sepeda butut kami. Tapi hari ini kondisinya terlalu lemah,sehingga tidak mampu bangun dari tempat tidur. Mau kedokter? ke Sinshe? .Saya hanya bisa menarik nafas panjang,karena tidak ada uang untuk berobat. Pernah saya mencoba meminjam uang,tapi tidak ada yang mau meminjamkan,sehingga saya harus merelakan untuk menjual cincin kawin.Sanak famili dan teman teman menjauh. Bahkan dengan segala alasan,mereka tidak mau menerima kedatangan saya…….
Saya tidak bisa merenung lama lama,karena harus bekerja ,sebagai kuli disebuah perusahaan. Oleh karena itu saya pamitan kepada istri saya Lina,yang sudah dua hari tidak bisa makan,karena demam tinggi. ” Hmm boleh saya minta sate Padang….” kata Lina dengan lemah. ” Satu tusuk sate dan satu ketupat saja yaa..”,katanya menambahkan dengan suara memelas..
” Yaa yaaa boleh,nanti saya beli dan bawa pulang yaa sayang…” Jawab saya mantap.Terus saya pamitan dan mengecup keningnya.
Tetapi begitu keluar dari gubuk kami.tiba tiba saya sadar,tidak ada uang lagi di saku saya. Jadi berarti saya harus bekerja dulu,baru dapat uang untuk membelikan Lina sate Padang. Pikiran ini menggerakkan kakiku untuk melangkah lebih cepat ketempat perkerjaaan.
Namun ,begitu tiba di gudang tempat saya bekerja,saya tertegun,karena belum ada truk pengangkut barang yang datang dari kampung. Jadi berarti saya harus menunggu.Sementara istri saya sedang menunggu saya membawa pulang sate Padang…..
Dan di saat saat kita sedang sakit, menderita atau sedang sangat mendambakan sesuatu ,maka pekerjaan menunggu adalah pekerjaan yang paling melelahkan………
Ada Bus Membawa Barang Datang
Tiba tiba ada sebuah bus yang datang ,masuk kepekarangan perusahaan. Dari kejauhan tampak bahwa atapnya penuh dengan barang. Semangat saya terbangkit kembali.. Walaupun tadinya mengharap ada truk pembawa barang yang datang, karena jumlah barang yang dibawa pasti ada berberapa puluh karung, Kalau bus,hanya 4 atau 5 karung saja kapasitasnya. Namun yang penting ada pekerjaan, berarti ada uang. Dan saya tidak mengecewakan istri saya yang sedang sakit dan menunggu sate Padang dari saya.
Begitu semangatnya saya memanjat tenda bus, tiba tiba entah karena licin dan ditambah dengan rasa sakit yang menyengat pada tulang lutut, baru saja 2 karung saya turunkan, tiba tiba saya tergelincir dan jatuh. Bersyukur jatuh pas diatas barang yang barusan saya bongkar,sehingga tidak terhempas kelantai.
Saya duduk sesaat ,sambil menahan pusing dan rasa sakit. Namun bayangan akan istri saya yang sedang terbaring sakit, tiba tiba seperti ada suatu kekuatan yang masuk kedalam tubuh saya dan saya bisa bangun kembali. Saya selesaikan tugas untuk membongkar semua barang, Dengan bantuan teman yang juga berkerja disana, barang kami timbang dan kemudian menyusunnya ditempat yangsudah disediakan. Menerima upah bongkar beberapa ratus rupiah pada waktu itu, saya pamit untuk kembali sebentar kerumah.
Sebelum pulang saya sempatkan membeli sate Padang, seperti yang dipesan istri saya yang lagi terbaring sakit. Tiba dirumah ,sate saya serahkan. Menyaksikan istri saya bisa makan sate dengan nyaman,air mata saya mengalir. Saya bersyukur, saya tidak mengecewakan istri saya.
Ini hanya cuplikan dari sepotong episode kepahitan hidup kami, selama mimpi mimpi buruk saling sambung menyambung. Namun semuanya kami jalani dengan tabah. Kami yakin.badai pasti berlalu.
Terbangun dan Keluar dari Mimpi Buruk Kehidupan
Sungguh Tuhan Mahabesar, 7 tahun kami lalui hidup dalam mimpi mimpi buruk kehidupan yang silih berganti dengan sabar dan tetap yakin, suatu waktu hidup kami akan berubah. Dan ternyata akhirnya, kami bisa menikmati hidup layak,bersama istri dan anak anak tercinta.
Semoga cuplikan dari pengalaman hidup kami ini, dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi setiap orang yang membacanya..Percayalah, bahwa semua penderitaan pasti akan berlalu.Yang penting: selalu tabah, kerja keras dan jangan pernah menyerah.Kalau anda saat ini masih hidup dalam mimpi buruk.semoga segera terbangun dan berjalan keluar dari mimpi buruk itu.
Mount Saint Thomas, 27 Juni, 2014
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H